SOLOPOS.COM - Petugas Dispertahankan Ponorogo menyimpan vaksin PMK, Jumat (24/6/2022). (Istimewa/Pemkab Ponorogo)

Solopos.com, PONOROGO — Sejumlah peternak di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menolak vaksin untuk penyakit muluk dan kuku atau PMK.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo, Masun, menyampaikan pernyataan tersebut saat berbincang tentang perkembangan vaksinasi PMK di Ponorogo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada yang menolak vaksin. Alasannya takut kalau malah sapi peliharaannya itu mati,” kata Masun saat dikonfirmasi di Kantor Dispertahankan Ponorogo Kamis (21/7/2022).

Padahal, satu botol vaksin PMK digunakan untuk 100 dosis dan harus dihabiskan ketika sudah dibuka. Maka dari itu vaksinator harus berputar mencari sapi lain jika ada peternak yang menolak vaksinasi PMK.

Persoalan vaksinasi PMK di Ponorogo tidak hanya seputar penolakan sejumlah peternak karena khawatir ternak sapi mati setelah vaksinasi. Masun menjelaskan masih banyak hewan ternak berkaki empat, khususnya sapi, di Ponorogo belum mendapatkan vaksin PMK.

Baca Juga : Ponorogo Terima 8.000 Dosis Vaksin PMK, Prioritas untuk Sapi Perah

Kendala lainnya yaitu data di lapangan tidak sesuai. Persoalan vaksinator juga menghantui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo. Masun mengatakan tim vaksinator lapangan yang bekerja sama dengan Pemkab Ponorogo terbatas.

Namun, dia menyampaikan Pemkab Ponorogo mendapatkan bantuan dari tim Universitas Airlangga (Unair). “Kami berusaha untuk selalu berkoordinasi dengan tim teknis di setiap desa untuk pendataan sapi,” ujarnya.

Dosis Kedua

Sebelumnya, Pemkab Ponorogo mendapatkan 8.000 dosis vaksin PMK kali pertama. Dia mengklaim seluruh vaksin itu sudah terdistribusikan.

Populasi sapi perah menjadi prioritas mendapatkan vaksin PMK. Jumlah sapi perah di Ponorogo tidak sampai 7.000 ekor. Oleh karena itu, sisa vaksin diberikan ke sapi potong.

Baca Juga : Ponorogo Zona Merah PMK, BPBD Jatim Turun Tangan Semprot Disinfektan

Pemkab Ponorogo kembali mendapatkan vaksin PMK kedua pada Rabu (20/7/2022) sebanyak 17.000 dosis. Masun menyebut vaksin PMK dosis kedua akan diberikan kepada 8.000 sapi dan sisanya untuk hewan ternak yang belum mendapatkan vaksin PMK dosis pertama.

“Total populasi sapi di Ponorogo itu sekitar 80.000. Jadi memang kurang banyak sekali,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Ponorogo menutup pasar hewan sejak 25 Juni mengacu surat edaran (SE) Menteri Pertanian (Mentan) tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Bagi daerah wabah wajib menutup pasar hewan.

Pada kesempatan itu, Masun menginformasikan bahwa Pemkab Ponorogo sudah mulai membuka kembali pasar hewan. Pertimbangannya hasil kajian mendalam oleh Satgas PMK. Namun, dia memastikan tetap ada kontrol penuh dari satgas.

“Disinfeksi yang bakal masuk ke pasar. Kemudian dilakukan pemeriksaan hewan. Jumlah hewannya tidak boleh lebih dari 400 ekor.”

Baca Juga : Penyakit Mulut & Kuku Mewabah di Ponorogo, Pasar Hewan Ditutup?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya