SOLOPOS.COM - Pedagang melayani pembeli minyak goreng curah di Pasar Bitingan, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (23/3/2022). Harga minyak goreng curah di pasar itu naik dari sebelumnya Rp14.000 per liter menjadi Rp19.000 per liter akibat kurangnya pasokan. (Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, JAKARTA–Munculnya dugaan penyelewengan distribusi minyak goreng, membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) bereaksi.

Baca Juga: Pembeli Minyak Goreng Curah di Solo Masih Mengular, Ini Penyebabnya

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kemendag fokus untuk mengawal distribusi minyak goreng subsidi sampai ke tengah masyarakat sesuai kebijakan harga eceran tertinggi atau HET yang dipatok senilai Rp14.000 per liter.

Langkah itu diambil menyusul sejumlah laporan penyelewengan minyak goreng subsidi yang terjadi pada rantai pasok sebelum sampai ke pengecer.

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan kebijakan anyar ihwal HET minyak goreng subsidi itu berpotensi untuk mengalihkan orientasi produsen pada minyak goreng kemasan yang relatif lebih mahal lantaran ikut fluktuasi harga pasar dunia.

“Saat ini yang harus kita pastikan distribusinya minyak goreng curah karena ada kebijakan begitu minyak goreng kemasan direlaksasi bisa saja orientasi produsen ke minyak goreng kemasan,” kata Oke saat kunjungan kerja ke Pasar Cibinong, Jawa Barat, Selasa (12/4/2022).

Baca Juga: Ternyata Kebutuhan Per Kapita Setiap Orang, 1 Liter Minyak Goreng/Bulan

Oke menambahkan HET minyak goreng subsidi itu relatif berseberangan dengan mekanisme atau fluktuasi harga pasar. Menurut dia, produsen atau oknum minyak goreng berpotensi memanfaatkan celah distribusi untuk meraup keuntungan yang lebih besar dari disparitas harga dua jenis minyak goreng di tengah masyarakat tersebut.

“Karena melawan mekanisme pasar harga pasar tinggi sementara HET Rp14.000 ini tentu tadi pengusaha-pengusaha, oknum-oknum yang mementingkan dirinya sendiri memanfaatkan celah itu. Itu yang kita awasi,” tuturnya.

Berdasarkan data otoritas perdagangan per 11 April 2022, harga minyak goreng curah berada di angka Rp18.200 per liter atau naik 13,75% dibandingkan dengan bulan lalu di tingkat pengecer secara nasional.

Peningkatan harga itu juga masih berlanjut pada minyak goreng kemasan premium yang bertengger di posisi Rp26.300 per liter atau naik 41,40% secara bulanan. Sementara, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dumai berada di angka Rp13.801 per liter atau turun 5,03% dibandingkan bulan sebelumnya.

Di sisi lain, CPO Rotterdam naik 10,31% secara bulanan di angka US$1.445 per ton. Adapun stok indikatif untuk komoditas minyak goreng secara keseluruhan mencapai 628,58 ribu ton secara nasional dengan ketahanan sekitar 1,49 bulan. Otoritas perdagangan mencatat kebutuhan minyak goreng mencapai 422 ribu ton per bulan.

Sebelumnya, Kementerian Industri (Kemenperin) mengakui adanya penyelewengan penggunaan minyak goreng subsidi setelah disalurkan ke distributor yang mengakibatkan harga komoditas strategis itu tertahan tinggi hingga pekan ini. Kendati demikian, Kemenperin tetap berfokus untuk menggenjot kapasitas produksi di tengah permintaan masyarakat yang kembali pulih pada tahun ini.

“Penyelewengan di distributor mungkin saja itu ada, permainan misalkan dari distributornya balik lagi ke pabriknya diolah lagi atau dari distributornya dikemas ulang untuk menjadi kemasan sederhana atau premium, tapi kami fokus untuk produksinya dahulu,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri melalui sambungan telepon, Senin (11/4/2022).

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Marak Penyelewengan Minyak Goreng, Kemendag Awasi Jalur Distribusi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya