SOLOPOS.COM - Jersey kandang PSIM (biru). (Ist)

PSIM memasukkan unsur Naga Jawa dan Tugu di dalam kaus yang dipakai oleh pemain di laga kandang.

Harianjogja.com, JOGJA— Perubahan besar dilakukan oleh PSIM terhadap kaus laga kandang yang akan dipergunakan pada kompetisi Liga 2 2018. Tim berjuluk Laskar Mataram ini memasukkan unsur Naga Jawa dan Tugu di dalam kaus yang dipakai oleh pemain di laga kandang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adapun ciri kelir biru dan motif batik parang rusak yang menjadi ciri khas PSIM juga masih tetap dipertahankan. Selain mempertahankan kelir biru, PSIM Jogja juga mempertahankan kelir putih dan motif batik parang rusak untuk jersey away.

“Untuk jersey kiper home menggunakan warna pink dan untuk jersey kiper away menggunakan warna kuning,” ujar Direktur Bisnis Marketing Kelme Spain Indonesia, Sonny Agus Santoso seusai penandatanganan kesepakatan antara PSIM Jogja dengan produsen jersey asal Spanyol, Kelme, di Legend Coffe, Rabu (28/3/2018) siang.

Desainer jersey PSIM Ditya Fajar Rizkizha menambahkan, motif kulit Naga Jawa yang ditempatkan di dada pada jersey home adalah bentuk rumusan dari Chandrasengkala. Di mana PSIM lahir pada 1860 penanggalan Jawa atau 1929 di tahun Masehi. Tahun tersebut identik dengan Tahun Naga.

Naga Jawa sendiri adalah makhluk mitologi Jawa yang sangat sakti dan memiliki wujud berbentuk ular raksasa.

“Di mana pada kepalanya ada bedhog atau mahkota seperti raja. Naga Jawa juga sebagai simbol pelindung dan pengayom serta lambang keberanian dan kewaskitaan. Itulah kenapa motif sisik Naga Jawa di dada,” terang mahasiswa S2 ISI Jogja ini.

Sedangkan motif tugu Jogja yang diletakkan di bawah di bawah sisik Naga Jawa, Ditya mengungkapkan ini adalah salah satu penanda bahwa PSIM berasal dari Jogja. “Tugu itu adalah tanda bahwa PSIM lahir di Jogja dan berasal dari Jogja,” ungkapnya.

Selain melakukan perubahan motif di jersey, Sony menambahkan, pada musim kali ini pihaknya juga tidak memproduksi jersey ketiga secara bebas. Sebab, mengacu pada pengalaman musim lalu, di mana jersey ketiga PSIM berkelir kuning yang dijual tidak banyak diminati.

Oleh karena itu, dengan hanya memproduksi jersey home dan away, maka Kelme, lanjut Sony melakukan penurunan harga. Jika pada musim lalu jersey autentic dibanderol Rp400.000 dan replika dibanderol Rp250.000.

“Untuk musim ini kami jual Rp300.000 untuk autentic dan Rp150.000 untuk replika. Ini kami lakukan setelah mendapatkan banyak masukan dari berbagai pihak. Meski mengalami penurunan harga, kualitas akan tetap sama, bahkan lebih baik. Karena dengan desain dan bahan sekarang, kemungkinan untuk bisa membajak sulit,” terangnya.

Sony mengungkapkan, selain menyediakan kebutuhan tim dalam bentuk jersey dan perlengkapan olahraga, pada musim ini pihaknya juga menggandeng aparel lokal yang menyediakan pakaian casual untuk pemain, yakni Oxygen. Pabrikan yang telah menyediakan pakaian casual untuk pemain PSM Makassar, Sriwijaya FC dan PSPS Riau ini akan menyediakan kebutuhan pakaian formal untuk pemain. “Tujuannya, agar pemain PSIM nanti kelihatan seragam. Baik saat di lapangan maupun di luar lapangan,” ungkapnya.

Sementara Manajer PSIM Agung Damar Kusumandaru mengungkapkan, kesepakatan dengan Kelme kali ini telah memasuki tahun ketiga. Sebelumnya pabrikan berlogo cakar ini telah dua musim bekerja sama dalam penyediaan jersey dan perlengkapan aparel tim. Adapun nilai kerja sama pada tahun ketiga kali ini dengan Kelme adalah Rp200 juta.

“Sebelum kami bersepakat dengan Kelme, kami sudah bertanya kepada pemain dan suporter. Kebetulan mereka nyaman menggunakan bahan yang diproduksi pabrikan ini. Kami juga sudah minta agar harga yang dibanderol bisa lebih terjangkau,” ucap Agung.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya