SOLOPOS.COM - Komunitas Mural Senyum Manis sedang menggambar mural pada bangunan di tengah ladang milik salah satu petani di Blumbang, Tawangmangu, Karanganyar Selasa (1/6/2021). (Istimewa/ Ardan Kukuh Prayogo)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Adanya mural di tengah ladang milik petani di Blumbang, Tawangmangu, Karanganyar menarik perhatian netizen beberapa hari ini. Ladang yang asri di tengah perbukitan kaki Gunung Lawu itu semakin berwarna dengan goresan seni mural warna-warni di gubuk tempat peristirahatan para petani.

Mural tersebut merupakan karya Ardan Kukuh Prayogo, 31, warga Jajar, Laweyan, Solo, bersama rekan-rekannya yang tergabung di dalam komunitas mural Senyum Manis. Seniman alumni DKV Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut melukis bangunan yang awalnya biasa di tengah ladang menjadi sebuah karya seni jalanan (street art).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ardan menceritakan awal mula ide tersebut muncul lantaran dia ingin memberikan nuansa baru di bangunan yang ada di ladang menjadi sebuah karya seni. Uji coba mural di ladang dia lakukan di gubuk ladang milik kakeknya di Blumbang, Tawangmangu. Tak disangka, hasil karyanya tersebut mendapatkan respons bagus dari keluarganya dan para petani sekitar.

“Awalnya dulu itu keluarga tidak boleh kalau saya terjun di dunia seni. Tapi setelah dibuktikan akhirnya boleh. Nah, iseng-iseng pengen bikin mural di ladang, saya izin nenek saya boleh tidak, ternyata boleh dan direspons bagus. Setelah itu saya lanjutkan,” cerita dia kepada Solopos.com, Sabtu (5/6/2021).

Ardan mengungkapkan hingga saat ini sudah ada empat gubuk ladang di Blumbang, Tawangmangu, yang sudah dimural olehnya. Empat gubuk tersebut dua di antaranya milik keluarganya dan dua lainnya milik petani sekitar. Untuk menggambar mural, dia membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam dengan menghabiskan 30 hingga 40 kaleng cat semprot.

“Kalau tiga gubuk awal itu saya lakukan sendiri, tapi cuma satu dinding saja yang menghadap ke jalan. Tapi yang terakhir itu tiga dinding digambar saya bersama dua orang teman lainnya Selasa kemarin,” imbuh pria yang juga berprofesi sebagai Head Designer Persis Solo tersebut.

Curahan Inspirasi

Ardan mengaku motivasi untuk membuat mural di ladang dilakukan sebagai bentuk curahan inspirasi seni dan kepuasan hati sebagai seorang seniman. Ke depannya, Ardan tak hanya ingin melukis mural di Tawangmangu, namun berkeliling ke wilayah lainnya. Dia mengaku ingin memberikan nuansa baru agar ladang menjadi sebuah tempat yang lebih menarik dipandang dan diabadikan melalui foto.

“Seperti nama komunitas kami. Kami ingin orang-orang yang melihat karya seni kami bisa tersenyum. Tapi memang saya banyak menerima komen yang beragam. Ada yang mendukung dan tidak. Tapi saya ingin punya niatan tetap menjalaninya tentunya dengan izin pemilik ladangnya,” terang dia.

Keindahan ladang yang semakin cantik difoto menurut Ardan juga memunculkan kekhawatiran baru. Dia khawatir orang-orang banyak berburu foto di tempat tersebut tanpa memperhatikan tanaman yang dirawat petani. Oleh karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat yang berburu foto agar tetap menghormati pemilik ladang.

“Tentunya saya senang kalau ada orang yang mengapresiasi karya seni kami. Tapi tentu saya minta jangan sampai merusak ladang petani dan menginjak-injaknya nanti. Banyak tempat yang bisa digunakan foto dan berdiri di sekitar tanpa harus menginjak ladang, dari luar ladang juga masih bisa dinikmati dan berfoto dengan bagus,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya