SOLOPOS.COM - Penumpang turun dari bus di Terminal Tirtonadi Solo, Senin (3/5/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Tirtonadi Solo akan setop beroperasi mulai Kamis (6/5/2021). Hal itu sesuai kebijakan pemerintah melarang mudik pada Lebaran tahun ini.

Pada sisi lain, operator bus berharap pemerintah mendengarkan aspirasi para kru bus yang tidak mendapatkan pemasukan selama dua pekan larangan mudik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mandor Perusahaan Otobus (PO) Sugeng Rahayu, Bambang, menjelaskan semua bus akan menuju ke arah timur saja mulai Rabu (5/5/2021). Armada akan setop selama larangan mudik Kamis (6/5/2021) hingga Senin (17/5/2021). “Gimana ya, kami mau melawan juga enggak bisa,” katanya kepada Solopos.com, Senin (3/5/2021).

Baca Juga: Soal Spanduk Dukungan Warga, Ini Kata Eks Lurah Gajahan Solo Suparno

Menurutnya, operator bus AKAP di Terminal Bus Tirtonadi Solo seperti mandor, sopir, dan kernet umumnya mendapatkan upah harian. Operator bus juga tidak mendapatkan jaring pengaman sosial dan ekonomi selama setop operasi.

Mengenai jumlah penumpang menjelang pemberlakukan kebijakan larangan mudik, menurut Bambang, tidak mengalami perubahan. Jumlah penumpang rata-rata 10-15 orang setiap bus dari Jogja yang tiba di Terminal Tirtonadi.

Bambang mengatakan ada 30 unit bus Sugeng Rahayu yang tiba dari Jogja di Terminal Tirtonadi Solo pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

Baca Juga: Sebar Pesan Broadcast, Wali Kota Solo Gibran Kobarkan Perang Terbuka Melawan Pungli

Menangis

Mandor Bus Solo-Wonogiri, Catur, 43, menjelaskan penyetopan operasional bus AKAP akan berdampak pada penghasilan bus antarkota dalam provinsi (AKDP) di Terminal Tirtonadi, Solo.

Ia menyebut 85 persen penumpang bus AKDP merupakan penumpang bus AKAP yang melanjutkan perjalanan. "Ini mewakili kru bus, dampaknya besar sekali adanya penyekatan. Kalau lingkup lokal [penumpang] kemungkinan enggak bisa merayakan berkah Lebaran. Kru bus sudah menangis," paparnya.

Menurutnya, ada sekitar 10 unit armada dari setiap PO yang melayani rute Wonogiri-Solo. Saat ini bus yang masih beroperasi hanya sekitar 25 persen dari jumlah keseluruhan armada akibat dampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Dicopot Karena Pungli, Lurah Gajahan Solo Ternyata Pernah Bongkar Praktik Pungli Uang Keamanan

"Bus bawa penumpang 20 orang sudah bagus. Kebanyakan berangkat dari Terminal Tirtonadi membawa kurang dari 10 orang. Kadang malah kosong," ungkapnya.

Catur berharap pemerintah dalam membuat kebijakan memikirkan aspirasi operator bus. Para buruh tidak mendapatkan penghasilan selama kebijakan larangan mudik berlaku.

Koordinator Terminal Tipe A Tirtonadi, Joko Sutriyanto, menjelaskan bus yang beroperasi di luar kawasan aglomerasi harus memiliki stiker khusus. Selain itu, bus tersebut hanya melayani penumpang dengan alasan khusus seperti keluarga meninggal dunia atau kepentingan pekerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya