Solopos.com, GROBOGAN – Kabupaten Grobogan adalah kawasan dengan beragam kisah sejarah dan misteri sehingga tidak heran banyak tempat-tempat bersejarah peninggalan tokoh-tokoh masa lampau dan juga tempat-tempat yang memiliki suasana mistis.
Salah satu tempat bersejarah dan juga memiliki suasana mistis adalah Bukit Kuncup. Mengutip laman Instagram @infogrobogan.id, Kamis (26/8/2021), Bukit Kuncup terletak di Desa Keyongan, Kecamatan Gabus. Bukit ini merupakan petilasan Sunan Kalijaga, sekaligus makam Syekh Abdul Rohman, yang merupakan murid dari Sunan Kalijaga.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Awalnya, Syekh Abdul Rohman adalah murid dari Sunan Kudus yang diperintahankan untuk berguru kepada Sunan Kalijaga. Berdasarkan penjelasan dari Kepala Desa Keyongan, Budi Hartono, awal mula peran Sunan Kalijaga di Bukit Kuncup ini diawali saat Sunan Kalijaga hendak mencari kayu jati berkualitas yang akan dipergunakan untuk menciptakan tiang Masjid Agung Demak.
Baca Juga : Dukung Herd Immunity, IJTI, PWI, dan Polres Grobogan Gelar Vaksinasi
Budi juga menjelaskan bahwa kawasan Bukit Kuncup itu ditumbuhi dengan pohon kayu jati dengan kualitas terbaik. Namun di sela perjalanan Sunan Kalijaga menuju Bukit Kuncup, beliau juga menyempatkan diri untuk melakukan syiar agama Islam.
Saat itu sekitar abad ke-15, masa runtuhnya Kerajaan Majapahit dan mayoritas penduduk di Jawa masih beragama Hindu-Budha. Setibanya di Bukit Kuncup, Sunan Kalijaga mendirikan sebuah masjid. Dipilihnya lokasi tersebut supaya tidak mengganggu masyarakat sekitar yang masih beragama Hindu-Budha.
Karena cara syiar Sunan Kalijaga menyentuh banyak masyarakat saat itu, akhirnya banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam dan akhirnya memeluk Islam. Karena Sunan Kalijaga harus kembali ke Kerajaan Demak untuk membangun Masjid Agung disana, akhirnya tugas syiar agama dilanjutkan oleh muridnya, yaitu Syeh Abdul Rohman hingga akhir hayatnya.
Baca Juga : Selesai Dibahas Banggar, DPRD Setujui Perubahan APBD Grobogan 2021
Untuk menghormati jasa Syeh Abdul Rahman tersebut, jasadnya dikebumikan di Bukit Kuncup tersebut. Hingga kini, makan Syeh Abdul Rahman masih terawat dengan baik dan dijaga oleh seorang juru kunci.
Budi menambahkan bahwa sejak ditinggal oleh Sunan Kalijaga, Masjid yang ada di puncak Bukit Kuncup itu lama-lama sirna tanpa jejak atau muksa. Dari cerita turun-temurun juga, Bukit Kuncup sering dijadikan tempat berkumpul hingga mengumpulkan peninggalan-peninggalan mereka disana.
Saat itu, tempat dikuburnya peninggalan Walisongo dijaga oleh Syeh Abdul Rahman dan hingga saat ini, meski Syeh Abdul Rahman sudah tidak ada, tak seorangpun yang berani menggali tempat dikuburnya peninggalan para Walisongo itu.
Baca Juga : Pelaku UMKM Banyumas Minta Pelonggaran Aturan PPKM
Dari kisah Sunan Kalijaga dan muridnya, Syeh Abdul Rahman, muncul juga kemistisan di yang ada di Bukit Kuncup ini, Warga setempat meyakini jika masjid yang dulu pernah berdiri dan kemudian sirna mendadak, masih meninggalkan suasana Masjid, di mana suara azan masih terdengar di puncak bukut tersebut.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Keyongan, Wakimin mengatakan bahwa suara azan yang berkumandang secara indah ini sering terdengar saat menjelang Mahgrib dan Isyak. Warga setempat sudah terbiasa dengan suara azan tersebut dan tidak menganggapnya sebagai hal mistis.