SOLOPOS.COM - Para narasumber Solopos Talkshow Virtual dengan tema Menyongsong Era Kendaraan Listrik, Amankah Berkendara Listrik di Indonesia: Safety dan Infrastruktur Sudah Mendukung? yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (30/3/2022).

Solopos.com, SOLO—Banyak pandangan yang menyatakan kendaraan listrik akan menjadi cara untuk mengurangi pencemaran udara serta cara untuk menghindari ketergantungan terhadap bahan bakar minyak.

Baca Juga: PT TWC Pesan Kendaraan Listrik ke Inka untuk Tempat Wisata

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Namun, tidak banyak yang masih ragu, termasuk mengenai kemanan dan dukungan infrastruktur penggunaan kendaraan listrik di Indonesia saat ini.

Di sisi lain, ternyata sudah ada satu komunitas yang para anggotanya telah menjadi pengguna kendaraan listrik sejak 2007 lalu. Lalu apakah masih perlu ragu beralih dari kendaraan mesin berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik saat ini?

Hal tersebut terungkap dalam acara Solopos Talkshow Virtual dengan tema Menyongsong Era Kendaraan Listrik, Amankah Berkendara Listrik di Indonesia: Safety dan Infrastruktur Sudah Mendukung? yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (30/3/2022).

Ketua Komunitas Kendaraan Listrik (Kosmik), Peter Kho, mengatakan komunitas tersebut sudah berdiri sejak 2007, ataun sudah berusia 15 tahun.

Pada 2007, sudah menggelar pertemuan pertama dengan anggota komunitas yang sudah menggunakan kendaraan listrik atau sepeda motor listrik. “Intinya kami ingin menunjukkan bahwa kendaraan listrik itu bukan hal baru di Indonesia. Jadi masyarakat tidak perlu takut [menggunakan kendaraan listrik],” kata dia.

Baca Juga: Jalan-Jalan di Solo Naik Kendaraan Listrik Wisata, Mumpung Masih Gratis

Disebutkan, komunitas tersebut telah memiliki sekitar 40.000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, hingga Papua. “Jadi kalau ada yang beli kendaraan listrik sekarang, itu tidak sendiri. Bapak ibu sudah punya banyak teman di komunitas,” lanjut dia.

Dia mengatakan Indonesia memiliki banyak potensi sumber energi. Bahkan dia menyebutkan dengan melimpahnmya potensi itu, Indonesia mungkin menjadi satu-satunya negara yang bisa hidup tanpa ketergantungan terhadap minyak. Ada potensi sawit, panas bumi, panjang pantai terpanjang di dunia yang menghasilkan ombak. Semua dapat diolah menjadi sumber listrik. Di samping itu ada potensi batu bara, sinar matahari dan sebagainya. “Dari sederet potensi ini, lalu kenapa kita harus tergantung pada minyak? Sementara harga minyak terus meningkat. Semakin mahal minyak, ekonomi negara kita semakin tidak efisien, sehingga sulit bersaing dengan negara lain,” kata dia.
Menurut dia, jika masyarakat bisa beralih dari kendaraan mesin berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik, akan sangat membantu mengurangi pengeluaran negara untuk impor minyak. Kemakmuran masyarakat juga meningkat karena adanya efisiensi ekonomi.

Baca Juga: Dimulai 24 Tahun Lalu, Begini Perjalanan Kendaraan Listrik di Indonesia

Di sisi lain saat ini di Indonesia juga sudah banyak perusahaan yang mendukung perkembangan kendaraan listrik. Salah satunya PT Volta Indonesia Semesta. CEO PT Volta Indonesia Semesta, Iwan Suryaputra, mengatakan saat ini perusahaan tersebut juga telah memiliki Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) atau stasiun ganti baterai. “Dimana untuk faktor keamanan, baterai yang diletakkan di mesin ganti baterai itu kami monitor secara real time. Kemudian otomatis menghentikan arus apabila terdeteksi ada suhu yang naik, kemudian ada sensor banjir untuk mendukung keamanan,” kata dia.

Saat ini perusahaan tersebut juga tengah mengembangkan di SPBKLU dengan dilengkapi sistem auto volt. Dengan begitu dapat melayani pengisian baterai beberapa ukuran. Selain itu dapat menerima berbagai macam konektor dari multi vendor. Dalam hal ini pihaknya juga bekerja sama dengan PLN.

Sementara itu dari PUI Baterai Lithium UNS, Muhammad Nizam, mendukung perkembangan kendaraan listrik di Indonesia. Dibutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai serta mendukung keamanan penggunaan kendaraan listrik. Menurutnya dengan semakin naiknya harga bahan bakar minyak, mestinya akan semakin banyak masyarakat yang akan beralih ke kendaraan listrik.

“Ini kesempatan baik untuk menggerakkan potensi di Indonesia untuk kendaraan listrik. Ada faktor penting yang tidak boleh diabaikan, yakni faktor keamanan dan infrastruktur,” kata dia.

Baca Juga: Mobil Listrik Pertama di Indonesia, Isi Baterai 18 Menit untuk 490 Km

Salah satu yang perlu diperhatikan adalah mengenai semua hal yang berkaitan dengan sumber tenaga kendaran listrik, yakni baterai. Mulai penempatan baterai, bahan pembungkus, hingga ketersediaan fasilitas pengisian daya yang harus didukung dengan sistem keamanan.

Selain perlu adanya fasilitas pengisian baterai, juga perlu diperhatikan mengenai beragamnya baterai yang ada dan digunakan di kendaraan listrik. Dengan begitu alat pengisian daya atau fasilitas penukaran baterai juga harus mendukung kondisi tersebut. Atau setidaknya ada polusi agar persoalan tersebut terpecahkan. “Setiap kendaraan punya struktur baterai sendiri, itu juga tantangan,” kata dia.

Di sisi lain berbagai regulasi mengenai penggunaan kendaran listrik juga telah disiapkan pemerintah.

Kepala Seksi Sertifikasi Tipe Kendaraan Bermotor Direktorat Sarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan, Jabonor, mengatakan terkait program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), sesuai Perpres No. 55/2019 terkait percepatan KBLBB, ada beberapa amanat yang diberikan kepada Kementerian Perhubungan. Salah satunya mengenai sertifikasi kendaraan.

“Sebelum terbit Perpres tersebut sebenarnya kami juga sudah mempersiapkan rancangan peraturan terkait pengujian tipe kendaraan bermotor itu. Dengan terbitnya Perpres, ada semacam percepatan terkait penyelesaian regulasi,” jelas dia.

Di sisi lain, Direktur Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi dan Teknologi Informasi BSN, Y. Kristianto Widiwardono, mengatakan BSN sudah membentuk komite teknis sejak 2017. Salah satu tugasnya adalah menyusun SNI yang diperlukan kendaraan listrik yang dikembangkan di Indonesia.

“Jadi sudah ada standar yang ditetapkan. Sebagian besar kami adopsi dari standar internasional. Termasuk standar baterai dan keselamatan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya