Solopos.com, PURWODADI – Mendukung pertanian berkelanjutan, ECHO Green membentuk kelompok pemuda dan perempuan tani di Kabupaten Grobogan. Kelompok ini dibentuk di Kecamatan Penawangan dan Kecamatan Godong.
Menurut National Project Manager (NPM) ECHO Green Dida Swarida, pembentukan ini merupakan bagian dari program ECHO Green yang dikoordinatori Yayasan Penabulu. Program ini didanai Uni Eropa senilai 950.000 Euro atau setara Rp16,6 miliar, untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Proyek ECHO Green bertujuan untuk mempromosikan inisiatif ekonomi hijau oleh perempuan tani dan pemuda di sektor pertanian berkelanjutan. Tujuannya meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan. Juga kesempatan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” jelas Dida Swarida, Sabtu (20/3/2021).
Baca juga: Kementan dan Bulog Serap 48.092 Ton GKG di Boyolali dan Grobogan
Kabupaten Grobogan, lanjut Dida, merupakan salah satu dari tiga kabupaten yang menjadi sasaran ECHO Green. Dua kabupaten lainnya adalah Padang Pariaman di Sumatera Barat dan Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat.
“ECHO Grren bekerja di 100 desa dan 8 kecamatan di 3 kabupaten. Di Grobogan ada di Kecamatan Godong dan Penawangan. Program ini telah mendapat dukungan dari pemerintah daeran dan organisasi masyarakat,” kata Dida.
Pada tahun pertama, lanjutnya, ECHO Green di Kabupaten Grobogan memulai kegiatan dengan menyusun petan rencana wilayah. Juga menyusun ruang desa secara partisipasif dengan melibatkan perempuan dan generasi muda.
Kemudian memasuki tahun kedua, sambung Dida, ECHO Green membentuk kelompok generasi muda tani dan perempuan tani di Penawangan dan Godong. Kegiatan pembentukan kelompok ini sudah dimulai sejak 3 Maret 2021 dan masih terus berjalan.
Pertanian Berkelanjutan
Baca juga: Menjaga Lahan Pertanian di Penawangan Tak Beralih Fungsi, Dengan Program Ini
Kegiatan pembentukan kelompok generasi muda tani dan perempuan tani, tambah Dida, dilakukan melalui koordinasi dan kolaborasi antarpemerintah desa. Selain itu juga ECHO Green melakukan identifikasi aktor-aktor kunci dalam pembentukan kelompok.
“Diharapkan melalui pembentukan kelompok ini akan muncul kader muda dan perempuan yang mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan,” imbuh Dida.