SOLOPOS.COM - Kondisi gapura batas kota peninggalan era Paku Buwono (PB) X dilihat dari Jembatan Mojo, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (21/5/2022). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Bagi yang tidak mengenal kawasan sekitar Jembatan Mojo di wilayah Pasar Kliwon, perbatasan Solo dengan Sukoharjo, mungkin tidak akan menyadari keberadaan gapura megah yang menjadi penanda batas wilayah.

Gapura itu berada di sisi kanan dan kiri jembatan namun letaknya lebih rendah dari lantai jembatan sehingga tidak terlihat ketika orang melintasi jembatan. Padahal, bangunan itu bernilai lebih dari sekadar gapura. Ada nilai sejarahnya karena merupakan peninggalan era Paku Buwono (PB) X.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Sabtu (21/5/2022) menjelang sore, keberadaan gapura tidak terlihat ketika melintasi Jl Kyai Mojo, Solo. Orang yang melintasi jembatan pun tidak menyadari ada gapura di bawah jembatan.

Maklum, bangunan gapura itu terlihat bagian mahkotanya saja dari atas Jembatan Mojo, Solo. Bagian mahkota juga tampak samar karena ada rangka pembatas jembatan, sejumlah tiang listrik, dan tiang kabel telepon.

Menengok lebih dekat, gapura itu tampak berdiri kokoh meskipun kelir putihnya mulai menghitam dimakan cuaca di beberapa bagian bangunan. Gapura memiliki batas atau pagar berupa rantai besi.

Baca Juga: CAGAR BUDAYA SOLO : Tugu PB X di Bawah Jembatan Mojo Ambrol

Terdapat rumput liar serta satu dua sampah plastik di sekitar gapura selatan. Rumput liar tumbuh subur di sekitar gapura tersebut. Budayawan Kecamatan Pasar Kliwon, KRT Joko Wiranto Adi Nagaro, menjelaskan gapura itu dibangun Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo).

Dermaga

“Sebelum ada jembatan dan gapura pada tahun 1800-an kawasan itu merupakan dermaga. Waktu itu namanya bandar, sekarang namanya pelabuhan di Bengawan Solo,” katanya.

Menurut Joko, dermaga itu aktif saat era Putra Mahkota PB IV Raden Mas Sugandi. Sedangkan pembangunan gapura dilakukan oleh PB X. “Pembangunannya waktu puasanya Paku Buwana X secara bertahap. Akhirnya Keraton kan juga harus membangun, paling tidak ada tapal batas pintu masuk meskipun dipakai untuk penyebrangan,” jelasnya.

Baca Juga: Dimulai Akhir Mei 2022, Perbaikan Jembatan Mojo Solo Tak Ditutup Total

Menurutnya, Keraton Solo membangun gapura di sejumlah pintu masuk Kota Solo namun yang unik dari gapura di kawasan Jembatan Mojo. Gapura itu merupakan bangunan cagar budaya.

Berdasarkan catatan Solopos.com, selain gapura di Mojo, Keraton Solo era PB X juga membangun gapura serupa di Kleco dan Jurug. Pada 2017 lalu, gapura di Mojo sempat mengalami kerusakan karena tertimpa tiang penyangga kabel yang sejajar dengan lantai jembatan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh BPCB Jateng, kerusakan itu tergolong parah. Selain kuncup melati yang patah, bangunan gapura juga sampai terbelah akibat tertimpa tiang kabel. Kerusakan itu bisa diperbaiki dengan memasang kembali bagian kuncup melati dan menyambung lagi bagian yang retak atau terbelah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya