SOLOPOS.COM - Seorang model peraga busana batik ciprat asal Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, tengah berlenggak-lenggok di tengah jalan di Jembatan Miri, Kecamatan setempat, Kamis (18/8/2022). (Istimewa/Yoyok Ernowo)

Solopos.com, WONOGIRIBatik ciprat buatan penyandang disabilitas asal Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, turut ditampilkan saat karnaval kebangsaan di kecamatan setempat, Kamis (18/8/2022). Menariknya, batik itu ditampilkan melalui fashion show atau peragaan busana.

Rombongan peraga busana batik ciprat dalam karnaval tersebut berjumlah 22 orang, terdiri atas 13 model yang berbusana batik ciprat dan sembilan penyandang disabilitas sekaligus seniman batik ciprat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka berangkat dari Lapangan Desa Miri dan berjalan sejauh dua kilometer (km) menuju panggung kehormatan di Lapangan Kecamatan Kismantoro. Rombongan sempat berhenti di Jembatan Miri.

Di tengah jembatan itu, 13 model berbusana batik ciprat unjuk kebolehan dengan berlenggak-lenggok di jalanan. Saat para peraga berlenggak-lenggok, dua penyandang disabilitas sekaligus seniman batik ciprat, Tekat dan Suro, terlihat antusias memerhatikan aksi yang ditunjukkan para model.

“Kami memberikan hak yang sama kepada warga disabilitas dalam menyambut Hari Kemerdekaan ke-77 RI. Kami juga ingin menegaskan Desa Pucung adalah desa inklusif yang sangat memerhatikan masyarakat marginal, khususnya penyandang disabilitas,” kata Ketua Pengelola Batik Ciprat Pucung, Yoyok Ernowo, kepada Solopos.com, Kamis.

Baca Juga: Karnaval Serentak di Wonogiri, Jalan Kampung Jadi Jalur Alternatif

Berdasar data yang dihimpun Solopos.com, Desa Pucung memiliki sekitar 60 penyandang disabilitas. Sejak 2017, puluhan warga penyandang disabilitas itu dilatih agar produktif dan tak hanya mengandalkan bantuan pemerintah.

Setelah diberi pelatihan, sebanyak 10 penyandang disabilitas masih bertahan menjadi seniman batik ciprat hingga sekarang. Hal itu termasuk Tekat dan Suro.

“Batik ciprat memang sudah menjadi ikon Desa Pucung. Kami memprioritaskannya. Peraga busananya juga khusus anak-anak dari Desa Pucung, kami ingin menggali potensi, siapa tahu ada yang berbakat di bidang model [peragaan busana saat karnaval juga dalam rangka mengenalkan batik ciprat ke masyarakat luas,” kata Kepala Desa (Kades) Pucung, Kateno.

Selain menampilkan peragaan busana batik ciprat, Desa Pucung turut menampilkan kesenian ketoprak dan potensi wisata. Di samping itu juga pertanian lain yang menjadi ciri khas desa setempat.

Baca Juga: Awas Macet! Besok, Pemkab Wonogiri Gelar Karnaval di 25 Kecamatan

“Total rombongan yang dibawa Desa Pucung dalam karnaval kebangsaan, yakni sekitar 200 orang,” katanya.

Camat Kismantoro, Sularto, mengatakan karnaval 18 Agustus 2022 di wilayahnya diikuti oleh 18 kontingen. Karnaval dimulai pukul 12.30 WIB.

Berbeda dari kecamatan lain yang mengadakan karnaval sejak pagi. Pasalnya, lokasi pemberangkatannya dibagi menjadi dua tempat, yakni Lapangan Desa Miri dan Lapangan Desa Gedawung.

“Dua lokasi itu kan dari arah yang berbeda. Nanti berkumpulnya di tengah-tengah, di Lapangan Kismantoro. Jarak tempuhnya pun hanya sekitar dua kilometer,” katanya kepada Solopos.com, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya