SOLOPOS.COM - Ilustrasi penampilan Down For Life pada konser di Solo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Event Apokaliptika A Journey of Rock In Solo yang diagendakan pada 18 Desember 2021 akan mementaskan band cadas kebanggaan anak muda Solo, Down For Life. Kelompok musik yang digawangi Stephanus Adjie sebagai vokalis tersebut akan berkolaborasi dengan sederet musisi dan seniman Solo selama 90 menit.

Salah satunya Gondrong Gunarto sebagai pengiring penampilan Down For Life dengan musik kontemporernya. Ada juga sosok Luluk Ari yang akan menghipnotis setiap penonton melalui gerakan-gerakan koreografinya. Sejumlah pentolan band Bandoso dan Paranoid Despire secara khusus dipersiapkan sebagai vokalis tamu dalam repertoar Down For Life nanti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka yaitu Djiwo, Pinthus dari Bandoso Band, dan Kokom dari Band Paranoid Despire. Berdasarkan siaran pers yang diterima Solopos.com, Senin (22/11/2021), Apokaliptika A Journey of Rock In Solo juga akan dimeriahkan Endah Laras dan Doel Pecas Ndahe.

Baca juga: Siap-Siap! Ada Pesta Temu Kangen Pecinta Rock In Solo Desember Nanti

Tak ketinggalan ada nama Whawin Laura dan gitaris DD Crow dari Roxx yang akan meramaikan pentas. Tiket pentas di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo tersebut dibanderol Rp50.000. Penonton harus menunjukkan hasil negatif test antigen 1×24 jam. Selain itu calon penonton harus sudah divaksin Covid-19 minimal satu kali dosis, serta scan barcode aplikasi PeduliLindungi. Terkait penerapan PPKM Level 2, jumlah penonton di Convention Hall Terminal Tirtonadi juga dibatasi maksimal 30 persen dari kapasitas.

Penonton Tak Boleh Berdiri

Ketentuan lainnya, para penonton tidak boleh menyaksikan pertunjukan dengan cara berdiri. Mereka harus duduk di kursi yang telah disediakan. Kursi yang disediakan panitia juga telah ditata sedemikian rupa sesuai dengan protokol kesehatan (prokes).

Menurut panitia penyelenggara, Apokaliptika A Journey of Rock In Solo merupakan bagian dari semesta Rock In Solo yang bukan berbentuk festival. Acara itu sebagai transisi menuju gegap gempita Rock In Solo ke-10 yang akan digeber pada tahun 2022.

Baca juga: Ngerock, Berbagi Peluang, dan Saling Memberdayakan

Mengangkat tema besar musik akhir zaman karena terinspirasi dari kondisi yang melanda dunia dua tahun terakhir, Apokaliptika A Journey of Rock In Solo juga memposisikan diri sebagai bentuk usaha nyata dari doa-doa baik agar keadaan pagebluk segera enyah.

Sementara itu, dalam konferensi pers Apokaliptika A Journey of Rock In Solo 2021 di Kulonuwun Coffee Saka Omah Sinten, Solo, Senin (22/11/2021), terungkap bahwa perhelatan itu sekaligus sebagai pesta temu kangen para pentolan Rock In Solo yang vakum enam tahun terakhir.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, juga hadir dalam konferensi pers mengakui event itu atas inisiasinya yang ingin berbagai event yang sebelumnya vakum agar diaktifkan.

“Terima kasih Mas Adjie [Stephanus Adjie] dan teman-teman mendukung inisiasi saya menghidupkan event ini. Karena sekali lagi, di tengah pandemi kita tidak boleh berhenti ya. Justru dengan sudah di Level 2 dan kasus kian menurun, event harus genjot lagi,” urai dia.

Baca juga: Gaji Rp2 Juta Hidup di Solo, Cukup Enggak Sih?

Sedangkan Stephanus Adjie menjelaskan RIS kali pertama digelar 2004 dilandasi semangat membara anak-anak muda yang ingin bersenang-senang dengan cara mereka.

“Ketika kami [saat ini] sudah tidak muda lagi, niat untuk bersenang-senangnya belum selesai. Mas Gibran yang meminta kami untuk bersenang-senang lagi, dan menggugah kami untuk kembali menggelar acara tersebut,” terang dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya