SOLOPOS.COM - gunung api bawah laut di Sangihe. (indonesia.go.id)

Solopos.com, SOLO — Gunung api bawah laut tertinggi di dunia ada di Indonesia, lebih tepatnya ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Gunung api bawah laut tertinggi di dunia itu diberi nama Kawio Barat. Ini tidak lepas dari kondisi Indonesia yang merupakan negara yang berada di lintasan cincin api atau ring of fire sehingga banyak gunung api.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Cincin api juga dikenal sebagai Sabuk Sirkum-Pasifik atau Cincin Api Pasifik. Ini menjadi tempat di mana sebagian besar gempa bumi terjadi. Cincin api tidak benar-benar berbentuk bulat, ini hanya sabuk aktivitas seismik berbentuk tapal kuda yang panjangnya di sekitar tepi Samudra Pasifik.

Cincin ini membentang hampir sepanjang 25.000 mil yang mencakup lebih dari 450 gunung berapi. Sabuk ini membentang dari ujung selatan Amerika Selatan, sepanjang pantai Amerika Utara, melintasi Selat Bering, kemudian turun melalui Jepang ke Selandia Baru. Indonesia berada di titik pertemuan tiga lempeng benua utama, Lempeng Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia-dan Lempeng Filipina yang jauh lebih kecil.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Merapi Termasuk Gunung Api Strato, Ini Ciri-Cirinya

Sebagaimana dikutip dari indonesia.go.id, Senin (19/7/2021), salah satu titik pertemuan lempeng tersebut ada di wilayah paling utara Sulawesi, Kepulauan Sangihe, sebuah kabupaten seluas 736,98 kilometer persegi dan terdiri atas 105 pulau. Tidak hanya terdapat gunung api di atas daratan, tetapi di bawah perairan dari kabupaten yang berbatasan dengan Filipina itu juga terdapat gunung api bawah laut.

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mencatat, hingga 2010, ditemukan lima perairan di tanah air yang memiliki gunung api bawah laut. Kelimanya adalah Gunung Hobal di perairan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, Gunung Emperor Of China dan Gunung Niuwewerker (perairan Banda, Maluku), serta Gunung Mahangetang (perairan utara Sulawesi Utara).

Titik kelima ditemukan pada 2010, masih di perairan utara Sulawesi. Gunung tersebut ditemukan secara tidak sengaja saat digelarnya kegiatan Indonesia-USA Deep Sea Exploration of the Sangihe Talaud Region (INDEX 2010). Kegiatan itu merupakan kolaborasi dari 32 peneliti laut dalam Indonesia dan 12 sejawatnya asal Amerika Serikat di kawasan perairan Sangihe sepanjang Juni hingga Agustus 2010.

Baca Juga: Kisah Letusan Gunung Toba yang Membuat Separuh Bumi Tertutup Abu Bertahun-Tahun

Ketika itu, Okeanos Explorer, sebuah kapal penelitian laut dalam milik Badan Kelautan Nasional AS (NOAA) dengan fasilitas kendaraan robot bawah laut (ROV) dan Kapal Riset Baruna Jaya IV ikut dilibatkan. Selain memberikan informasi-informasi terbaru mengenai kehidupan bawah laut perairan Sangihe hingga kedalaman 5.100 meter, para peneliti juga menemukan harta tak ternilai berupa gunung api bawah laut tertinggi di dunia. Letaknya di sekitar Pulau Kawio, sebuah pulau cantik di Kampung Kawio, Kecamatan Marore, Sangihe.

Kawasan Subur

Oleh para peneliti, temuan mereka itu dinamai Gunung Api Kawio Barat. Ketinggiannya dari dasar laut Sangihe hingga puncaknya mencapai 3.200 meter. Artinya, titik puncak gunung ini berada di kedalaman 1.900 meter di bawah permukaan laut. Untuk mencapainya diperlukan sebuah kapal selam khusus.

Dari hasil penelitian yang dilansir di laman situs NOAA dan LIPI terungkap seperti halnya ekosistem di sekitar gunung api daratan yang subur karena limpahan material vulkanik, penampakan serupa juga terjadi pada lingkungan di gunung api bawah laut Kawio Barat. Uniknya, jika suhu bawah laut pada umumnya sejuk atau dingin, maka di sekitar Kawio Barat ini suhunya sangat panas, bisa mencapai 200 derajat Celcius.

Ini sangat beralasan. Karena kandungan larutan lava mineral dari perut bumi bersuhu sangat tinggi yang keluar dari kepundan berbentuk cerobong langsung mengalami pendinginan mendadak. Ini lantaran larutan mineral berwarna abu-abu keruh itu bertemu air laut bersuhu antara 2-4 derajat Celcius dari dasar laut. Kepundan seperti cerobong itu aslinya adalah tumpukan material mineral yang tertahan akibat proses kimia karena pertemuan dua suhu, air laut dan larutan lava.

Baca Juga: Kepulauan Sangihe Diguncang Gempa 5,4 Magnitudo

Asal tahu saja, larutan mineral (hydrothermal) dari cerobong ajaib itu suhunya di atas 500 derajat Celcius. Uniknya, meski bersuhu panas tetapi sejumlah biota laut merasa nyaman menempel dan mencari makan di sekitar kepundan. Misalnya, beberapa jenis udang, lobster kecil, bintang laut, dan cumi. Di dasar laut dekat gunung juga dijumpai timun laut, cacing sendok, dan laba-laba laut. Terumbu karang di sana pun tumbuh sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya