SOLOPOS.COM - Dua petugas menaikan dua buah bonsai ke gerobak kecil kemudian didaftar dan diletakkan di ruang pamer di Alun-alun Sragen, Rabu (11/5/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Lebih dari 580 pohon bonsai menyemarakkan pameran bonsai tingkat nasional di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Rabu (11/5/2022). Beragam bonsai ada di situ, mulai dari yang harganya ratusan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah.

Pameran bonsai tersebut dihelat Pemkab Sragen dalam rangkaian perayaan Hari Jadi ke-276 Kabupaten Sragen. Pada Rabu ini pameran belum dibuka secara resmi. Panitia masih menerima kedatangan para peserta dan bonsai mereka yang akan dipamerkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penerimaan peserta ini masih akan berlangsung hingga Kamis (12/5/2022) dini hari, pagi harinya sudah dimulai penjurian. Panitia menyiapkan tim juri dari Jakarta. Tim juri beranggotakan enam orang.

Setiap bonsai dicatat jenis, tinggi, dan masuk sebagai peserta kelas apa. Ratusan bonsai itu terbagi atas empat kelas, yakni prospek, regional atau pratama, madya, dan utama.

Di akhir penjurian akan ditentukan 10 bonsai terbaik atau best stand yang akan ditampilkan saat pembukaan pameran bonsai oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, pada Sabtu (14/5/2022) sore.

Baca Juga: Peringatan Hari Jadi Sragen Mulai Digeber, Ada Pameran 500 Bonsai

Para peserta pameran berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa, seperti dari Soloraya, Demak, Ngawi, Magetan, Tulungagung, hingga Bekasi.

Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Prof. Zudan Arif Fakrulloh, turut serta dalam acara itu dengan menampilkan tujuh bonsai. Dua bonsai di antaranya ikut dalam kelas utama, yakni jenis sianci dan anting putri dengan tingkat kematangan yang memesona.

“Yang sianci besar kelas utama itu sudah ditawar Rp300 juta belum dilepas. Kalau yang anting putri itu saya tidak berani menyebut, japri saja ya! Bisa jadi harganya di atas Rp300 juta. Anting putri itu dipelihara sejak kecil, sejak saya masih Kelas I SD hingga sekarang saya berumur 22 tahun. Umurnya lebih lebih dari 15 tahun,” ujar Yogi yang ditugasi memelihara bonsai milik Prof Zudan saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Baca Juga: Kenapa Bonsai Harganya Mahal?

Pameran Bonsai Sragen
Seorang menarik selang air untuk menyirami tanaman pohon yang berderet di meja kelas utama dalam pameran dan kontes bonsai 2022 yang dihelat di Alun-alun Sragen, Rabu (11/5/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Empat bonsai Prof Zudan lainnya adalah dua lohansung dan dua pusu batu. Seorang penggemar bonsai asal Denanyar, Tangen, Sragen, Suwanto, takjub melihat bonsai anting putri setinggi 45 cm milik Prof Zudan. Ia tak berani menyentuh batangnya karena harganya yang mencapai ratusan juta rupiah.

Suwanto juga ikut serta membawa tiga bonsai, yakni dua serut yang diikutkan di kelas pratama dan satu pilang yang diikutkan kelas prospek.

Target 600 Bonsai

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Sragen, Parsono, menyebut sudah ada 580 bonsai yang akan dipamerkan. Dia menargetkan bisa sampai 600 bonsai.

Dari empat kelas itu, ujar dia, prospek yang paling banyak pesertanya, mencapai 400-an orang. Sedangkan kelas yang paling sedikit pesertanya adalah yang utama, baru delapan pohon.

Baca Juga: Seno Gede Beli Bonsai Rp75 Juta Milik Warga Boyolali, Ini Wujudnya

Untuk ikut kelas utama itu, kata dia, harus memiliki sertifikasi dan rapor pernah mengikuti pameran minimal kelas madya.

“Mulai besok pagi dilakukan penilaian tim juri yang terdiri atas satu dewan juri dan lima juri. Ada empat parameter yang digunakan juri untuk menilai, yakni penampilan, gerak dasar, keserasian, dan kematangan,” papar Parsono.

Dari hasil penjurian itu diakumulasi per pohon untuk menentukan bendera apa yang ditancapkan ke pot bonsainya. Bendera merah berarti baik sekali, bendera hijau berarti baik. Kalau cukup tidak diberi bendera. “Masih ada satu bendera lagi bagi 10 bonsai terbaik atau best stand,” ujarnya.

Hasil penjurian ini, sambung Parsono, bakal memengaruhi harga bonsai. Ia mengakui tak ada patokan pasti untuk menentukan harga bonsai. Tergantung kesepakatan antara penjual dan pembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya