SOLOPOS.COM - Aspal di Sirkuit Mandalika Lombok. (MotoGP)

Solopos.com, LOMBOK — Faktor keselamatan terhadap bencana alam perlu diperhatikan dalam perencanaan konstruksi Sirkuit Mandalika. Berdasarkan sejumlah hasil penelitian menemukan ada bahaya likuifaksi pada lahan pembangunan sirkuit yang berlokasi di Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Hasil penelitian mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang menunjukkan bahwa kawasan Sirkuit Mandalika merupakan daerah pesisir pantai dengan karakter tanah berpasir. Tanah ini memiliki kecenderungan perubahan sifat dari yang awalnya padat menjadi cair dan mengalir saat terjadi gempa atau dikenal dengan istilah likuifaksi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan perbaikan tanah dasar berpasir dengan metode stone column bisa menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan daya dukung tanah di Sirkuit Mandalika. Hal ini merupakan langkah mitigasi bencana gempa bumi yang dapat berdampak pada likufaksi di Sirkuit Mandalika.

Baca juga: Istimewa! Race Control Sirkuit Mandalika Desainnya Wah Banget

Ekspedisi Mudik 2024

Hasil penelitian lain dari mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) juga menemukan adanya bahaya likuifaksi di tanah pembangunan Sirkuit Mandalika. Analis potensi likuifaksi ini didasari fenomena yang ada dengan metode simplified procedure dan metode liquefaction potential index.

Berdasaran perhitungan tersebut, dapat diputuskan apakah diperlukan perbaikan tanah atau tidak. Perbaikan tanah dilaksanakan dengan metode dynamic compaction, metode Jie Han, dan analisis tebal masing-masing lapisan perkerasan sesuai dengan AASHTO 1993.

Baca juga: Hiii… Pemuda di Banyuwangi Maling Celana Dalam & Gauli Boneka

Solusi

Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, Direktur Kontruksi dan Pengembangan Mandalika Grand Prix Associaton (MGPA), Dwianto Eko Winaryo, mengatakan tim menemukan ada bahaya likuifaksi atau pencairan tanah yang terjadi ketika tanah kehilangan kekuatan.

Guna mengantisipasi risiko tersebut, pihak pengelola, ITDC, melakukan penguatan tanah yang membutuhkan biaya sekitar Rp100 miliar hingga Rp120 miliar. Sementara penyelesaian sirkuit menelan anggaran sekitar Rp900 miliar.

Baca juga: Ada Menara Eiffel di Rawa Pening, Tak Perlu ke Paris Gaes

Dengan demikian pembangunan sirkuit ini menelan biaya sekitar Rp1,1 triliun. Biaya ini belum termasuk pembanguna tribun dan pit building.

Seperti diketahui, Sirkuit Mandalika merupakan sirkuit berstandar internasional di Lombok yang dibangun di lahan seluas 1.075 hektare. Sirkuit ini memiliki lintasan sepanjang 4,3 km dengan 17 tikungan.

Mandalika dipilih sebagai lokasi pembangunan sirkuit karena termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang bertujuan memulihkan perekonomian masyarakat di NTB setelah gempa pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya