SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KARANGANYAR - Jumlah kasus demam berdarah dengue atau DBD di Karanganyar selama 2021 hingga pertengahan April mencapai 82 kasus. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mengimbau masyarakat agar tidak lengah dan rutin melakukan aksi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com melalui Dinkes Karanganyar, dari total 82 kasus DBD di Karanganyar, kasus terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo sebanyak 16 kasus dan wilayah Puskesmas Kebakkramat II sebanyak 14 kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Warga Sangkrah Solo Bikin Kelompok Tani Padahal Belum Berpengalaman Bertani, Begini Alasannya

Kasi P2P Dinkes Karanganyar, Sri Winarno, mengatakan sejak 2016 hingga 2021, kasus persebaran penyakit DBD paling banyak ada pada tahun 2019 sebanyak 838 kasus temuan. Terjadinya hal tersebut menurutnya disebabkan siklus lima tahunan DBD. Dinkes Karanganyar berupaya menekan penyakit tersebut dengan penyelidikan epidemologi (PE), PSN, dan fogging.

“Tahun 2019 itu memang paling tinggi karena siklus. DBD itu setiap 5 tahun sekali pasti akan tinggi. Dari upaya yang dilakukan pada 2020 DBD bisa ditekan dari awalnya 838 menjadi 291 kasus temuan,” ucap Winarno kepada Solopos.com, Selasa (20/4/2021).

Kasus DBD Tertinggi

Terpisah, Kepala Puskesmas Gondangrejo, Akhirudin Syam, mengakui wilayah Puskesmas Gondangrejo merupakan tertinggi temuan kasus DBD hingga pekan ke-14 tahun 2021. Hal ini disebabkan Gondangrejo termasuk wilayah yang padat penduduk. Untuk menekan angka penularan DBD, pihak puskesmas juga melakukan upaya PE maupun PSN.

“Kami terus menyosialisasi agar rutin PSN. Kami sudah melakukan PE juga,” beber dia.

Baca Juga: Istri Bos Pabrik Wajan di Bantul Otaki Pembunuhan Suaminya, Cinta Segitiga Penyebabnya

Akhirudin mengatakan cara satu-satunya mengendalikan DBD dengan menjaga pola hidup bersih sehat dan PSN. Dia mengimbau agar keluarga di masing-masing rumah tetap melaksanakan PSN demi kesehatan anggota keluarga.

“Banyak yang mengira tempat-tempat seperti bak mandi dan lainnya sudah bersih ternyata ada jentiknya. Jangan sampai lengah. Intinya di keluarga masing-masing yang tahu kondisinya rumahnya ya mereka sendiri,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya