Solopos.com, BOYOLALI — Sukarelawan PMI Boyolali melakukan fogging atau pengasapan di daerah yang terdapat kasus demam berdarah (DB) pada Rabu (12/1/2022). Fogging tersebut dilaksanakan di RT 01/RW 09, Surodadi, Siswodipuran, Boyolali.
Kepala Markas PMI Boyolali, Dahat Wilarso, mengatakan fogging dilaksanakan di Kelurahan Siswodipuran karena sudah ada lima suspek DB di wilayah setempat. Lima suspek tersebut dihitung selama Desember 2021 dan Januari 2022.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Dalam dua bulan [Desember dan Januari] terjadi adanya peningkatan suspek ada 5, setelah diperiksa di laboratorium ada 2 yang positif DB,” ungkap Dahat Wilarso saat ditemui Solopos.com pada Kamis (13/1/2022).
Baca juga: Dikit Lagi Capai Target, Ini Progres Vaksinasi Anak di Boyolali
Lebih lanjut, Dahat mengatakan kegiatan fogging untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Siswodipuran. “Di Siswodipuran kan DB sering muncul, kami khawatir kalau sampai terjadi KLB. Jangan sampai terjadi KLB lah,” ungkapnya.
Laporan dari Masyarakat
Dahat juga mengatakan proses fogging terjadi karena ada laporan dari masyarakat yang kemudian sampai ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali.
“Kegiatan fogging awalnya ada program Surveilans Berbasis Masyarakat [SBM] atau pelaporan dini. Masyarakat Siswodipuran melapor ke relawan yang ada di Siswodipuran, kemudian relawan melapor ke kelurahan, lalu dari kelurahan ditindaklanjuti ke puskesmas baru ke Dinkes,” jelasnya.
Baca juga: 9 Warga Boyolali Positif Terjangkit DBD, Awas Jangan Sampai Tertular
Sementara itu, Lurah Siswodipuran, Edi Pudjijanto, membenarkan tentang daerahnya yang menjadi langganan DB di setiap tahunnya. Ia juga mengatakan di daerah Surodadi terdapat banyak penampungan air.
“Untuk Siswodipuran memang benar menjadi wilayah titik epidemik DB karena hampir setiap tahun ada kejadian warga terjangkit DB. Untuk wilayah Surodadi yang belakang MAN Boyolali kan sejarahnya susah air, jadi banyak warga buat penampungan air. Nah, dari situ banyak jentik-jentik nyamuk,” ungkap Edi.
Lebih lanjut, Edi mengatakan fogging bukanlah hal utama yang dilaksanakan utama untuk memberantas nyamuk karena hanya menargetkan nyamuk dewasa.
“Sebenarnya fogging bukan hal utama ya. Itu akan lebih efektif jika kita laksanakan pemberantasan sarang nyamuk [PSN]. Jadi fogging itu mengantisipasi nyamuk dewasa yang diindikasi membawa bibit DB agar tidak menjalar ke daerah sekitarnya,” ungkapnya.
Baca juga: Tak Buru-Buru, Vaksinasi Booster di Boyolali Tunggu Dinkes Jateng
Edi mengatakan kelurahannya telah berkoordinasi ke wilayah yang berpotensi DB dan juga mengimbau seluruh warga Kelurahan Siswodipuran mengadakan bersih-bersih di lokasi sarang nyamuk.
“Untuk PSN kami berkoordinasi di masing-masing wilayah RT dan RW yang berpotensi DB. Kemudian secara global kami mengimbau masyarakat untuk melakukan pembersihan di wilayah yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk. Kemudian juga memberikan Abate dan ikan kecil di beberapa penampungan air,” kata Edi.