SOLOPOS.COM - Bayi Aira Cahya Mekarsari mengalami jantung bocor dan pengidap komplikasi digendong sang ibu di rumahnya di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar pada Selasa (28/6/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Lima bayi di Kabupaten Karanganyar mengidap kelainan bawaan hingga mengalami gizi buruk. Sementara itu ada 1.201 bayi lainnya yang mengalami kurang gizi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Purwanti, mengatakan bayi gizi buruk dan kurang gizi merupakan data di tahun lalu. Lima bayi dengan status gizi buruk mendapatkan perhatian serius dari Pemkab.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Perbaikan gizi terus diupayakan, namun karena menderita kelainan bawaan membuat penanganannya cukup sulit,” kata dia, Minggu (3/7/2022).

Purwanti mengatakan lima bayi yang mengalami gizi buruk hingga kini kondisinya belum membaik. Hal itu bukan karena kurangnya asupan nutrisi melainkan kelainan bawaan sejak perkembangan janin.

Baca Juga: Bayi Jumapolo Karanganyar Idap Jantung Bocor, Butuh Uluran Tangan

Dari lima kasus gizi buruk itu, satu di antaranya bayi penderita jantung bocor asal Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, bernama Aira Cahya Mekarsari. Bayi berusia 15 bulan ini hanya memiliki berat badan 5,3 kilogram, jauh dari ideal.

“Ada penyakit penyerta bayi yang memicu gizi buruk. Bayi Aira di Jumantono sudah kami kunjungi dari puskesmas,” kata Purwati.

Upaya penanganan kasus bayi dengan gizi buruk, sambung dia, sudah mendapat atensi dari puskesmas. Ia mengatakan orang tua bayi perlu diedukasi perihal pemberian asupan nutrisi. Caranya selain memberi makan secara reguler, juga makanan tambahan. Apa saja makanan tambahannya, disesuaikan dengan kondisi bayi sakit.

“Jadi orangtua perlu diedukasi,” katanya.

Baca Juga: Faktor Penyebab Hubungan Inses dan Dampaknya Bagi Keturunan

Perlakuan sama juga diterapkan bagi 1.201 orangtua bayi bergizi kurang. Sebab jika dibiarkan akan memperparah kondisi bayi tersebut.

Purwati  mengatakan gizi kurang maupun gizi buruk memerlukan penanganan khusus seperti pemberian makanan tambahan dan perhatian orang tua. Pihak posyandu secara terus menerus memantau perkembangan bobot bayi tersebut.

Bupati Karanganyar Juliyatmono aktif mengedukasi pentingnya ibu hamil rutin cek kondisi kehamilan serta menerapkan pola hidup sehat untuk mengantisipasi risiko kehamilan. Bupati bahkan turun tangan langsung roadshow ke kecamatan untuk mengedukasi tersebut.

“Ibu hamil penting untuk menjaga kehamilannya dengan rutin memeriksakannya. Ini untuk mencegah kasus kematian ibu hamil dan bayi stunting,” katanya.

Baca Juga: Warga Karanganyar Lebih Suka Alat Kontrasepsi Ini Ketimbang Kondom

Pemkab Karanganyar terus berupaya menekan angka stunting serta angka kematian ibu dan anak. Oleh karena itu selain rutin melakukan pemeriksaan kondisi kehamilan, lanjut Bupati, para ibu hamil juga diminta menerapkan pola hidup sehat. Dia juga meminta kepada para suami supaya menjadi suami siaga agar ibu hamil lebih tenang.

“Pengetahuan masalah kehamilan sangat penting, karenanya ibu hamil harus aktif melakukan konsultasi dan pengecekan rutin agar ibu dan bayi sehat,” ungkapnya.

Sementara itu tercatat angka stunting versi Pemkab Karanganyar sebanyak 4% di tahun 2021. Angka ini berbeda dengan data dari Pemprov Jateng yang sebanyak 16%.

Baca Juga: Bulan Bakti IIDI, Bagikan 1.000 Telur untuk Anak-Anak di CFD

Kepala DP2KAB Karanganyar, Agam Bintoro mengatakan dibutuhkan persamaan persepsi dalam mendata angka stunting supaya penanganannya terarah dan tepat.

“Basic data Pemprov dan daerah berlainan. Sehingga sajian datanya juga beda. Kita perlu satu pemahaman supaya penanganan stunting lebih tepat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya