SOLOPOS.COM - ilustrasi (Istimewa)

Solopos.com, SEOUL – Rudal yang ditembakkan Korea Utara (Korut) di lepas pantai timurnya pada Selasa (28/9/2021) adalah rudal hipersonik yang baru dikembangkan.

Seperti dilansir Antara, kantor berita KCNA melaporkan, Rabu (29/9/2021), militer Korea Selatan sebelumnya mengatakan hal yang sama bahwa Korut menembakkan rudal ke perairan lepas pantainya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penembakan rudal itu terjadi setelah Korut mendesak Amerika Serikat dan Korsel untuk membuang “standar ganda” mereka tentang program senjata nuklir agar pembicaraan diplomatik dapat dimulai kembali.

Dijelaskan, pengembangan sistem senjata meningkatkan kemampuan pertahanan Korut. Menurut laporan itu, pemimpin Korut Kim Jong Un tidak mengawasi peluncuran rudal tersebut.

Baca Juga: Cerita Presiden Prancis, Dua Kali Dilempar Telur dan Ditampar

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada Rabu menyebut peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara keterlaluan. Dia mengecam keras tindakan tersebut dan menganggapnya sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan kawasan.

Korea Utara meluncurkan sepasang rudal balistik di lepas pantai timurnya pada Rabu, beberapa hari setelah negara itu menguji rudal jelajah jarak jauh.

“Korea Utara menembakkan dua rudal balistik tak dikenal dari wilayah pedalaman tengah menuju pantai timur, dan otoritas intelijen Korea Selatan serta Amerika Serikat sedang melakukan analisis terperinci untuk informasi lebih lanjut,” kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dalam pernyataan.

Baca Juga: FBI Sebut Kasus pembunuhan di AS Naik 30 Persen Saat Pandemi

Korut Melanggar Sanksi PBB

Militer Korsel telah meningkatkan pengawasan dan kesiagaan penuh bersama AS, tambah JCS. Badan Penjagaan Pantai Jepang juga mengatakan sebuah objek yang bisa jadi merupakan rudal balistik telah ditembakkan dari Korut dan mendarat di luar zona ekonomi eksklusifnya.

Suga dan Presiden Korsel Moon Jae-in masing-masing akan mengadakan pertemuan dewan keamanan nasional mereka untuk membahas peluncuran tersebut, menurut kantor kedua pemimpin.

Kantor Moon mengatakan dia segera diberi tahu tentang uji coba rudal balistik, yang pertama digelar Korut sejak Maret dan dinilai sebagai pelanggaran lebih lanjut terhadap sanksi PBB.

Baca Juga: Krisis BBM di Inggris, Marak Pencurian Bensin di Mobil

Negosiasi untuk menghentikan persenjataan nuklir dan rudal balistik Korut dengan imbalan keringanan sanksi telah terhenti sejak 2019. Di tengah kebuntuan pembicaraan nuklir itu, Korut terus mengembangkan persenjataannya.

Peluncuran rudal pada Rabu bertepatan dengan pembicaraan antara menteri luar negeri Korsel dan China di Seoul di tengah kekhawatiran atas uji coba rudal jelajah Korut sebelumnya dan negosiasi nuklir yang terhenti antara Pyongyang dan Washington.

Ketika ditanya tentang uji coba rudal jelajah Korut sebelumnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan semua pihak harus bekerja untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.

“Tidak hanya Korea Utara, tetapi negara-negara lain juga melakukan aktivitas militer. Kita semua harus berusaha sedemikian rupa agar dialog bisa berlanju. Dalam uji peluncuran pertama, para ilmuwan pertahanan nasional mengonfirmasi kendali navigasi dan stabilitas rudal di bagian aktif,” kata laporan media Korea Utara itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya