SOLOPOS.COM - Warga memberi derma atau sedekah makanan kepada biku di Jl. Jenderal Sudirman, Solo, Sabtu (10/6/2023). Tradisi Pindapata pertama kali dilakukan di Kota Solo dalam rangka Perayaan Bersama Trisuci Waisak 2567 TB/2023 untuk mengenalkan tradisi umat Budha dan berbagi terhadap sesama. (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, SALATIGA – Perayaan hari Raya Waisak di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) tahun ini akan berjalan meriah. Pasalnya ibadah Pindapata gema Waisak bakal digelar di alun-alun Salatiga atau lapangan Pancasila.

Hal itu diungkapkan Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani saat menerima audiensi Tokoh Agama Buddha bersama Bhikkhu Sangha, pengurus Vihara Maggadhamma dan perwakilan pemuda-pemudi Buddha di Ruang Kerja Wali Kota, Jumat (19/4/2024).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada kesempatan itu, tokoh agama Buddha menyampaikan rencana kegiatan Pindapata dalam rangka Gema Waisak yang akan berlangsung 2 Juni 2024 mendatang di Lapangan Pancasila Salatiga.

Yasip menyambut baik kegiatan tersebut, dan menurutnya Gema Waisak mendukung Kota Salatiga sebagai kota toleran. Tak hanya itu, Pj Wali Kota juga menyatakan siap untuk memfasilitasi perayaan tersebut.

“Saya kadang membayangkan perayaan Waisak seperti di Borobudur dengan melepas lampion. Kalau di Salatiga, itu apa ya yang bisa menunjukkan ke publik bahwa umat Buddha di Salatiga juga punya tradisi perayaan Waisak yang layak juga untuk disaksikan masyarakat umum, tidak hanya untuk internal sehingga bisa menjadi event tahunan. Mangga umat Buddha berkreasi supaya kita juga punya ikon juga untuk perayaan Waisak,” ungkap Yasip.

Sementara itu, Romo Pandita Widya Putu Haryono selaku Tokoh Agama Buddha di Kota Salatiga menyampaikan perayaan Gema Waisak atau Perayaan Waisak di Kota Salatiga tahun ini mengambil tema Menjalin Kerukunan untuk Kebersamaan.

Pada acara tersebut akan dilakukan Pindapata, tradisi umat Buddha berbakti pada Bhikkhu Sangha dengan memberikan makanan (makanan kering).

Hasil dari pengumpulan makanan tersebut selanjutnya akan disalurkan untuk kegiatan bakti sosial. Makanan kering ini tidak bisa diganti dengan uang, karena Bhikkhu tidak boleh membawa uang.

“Pada acara Pindapata nanti ada 20 Bhikkhu yang berkeliling membawa mangkok berjalan dari umat satu ke umat lain, sekitar 1.500 umat. Selain Pindapata, pada hari tersebut juga akan dilaksanakan kegiatan sosial donor darah serta pentas seni Dharma Santi,” terang Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya