SOLOPOS.COM - Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta beberapa waktu lalu.(Antara/M. Risyal Hidayat)

Solopos.com, SOLO –  Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebut polusi udara menjadi pembunuh senyap atau silent killer yang menyebabkan tujuh juta kematian dan memangkas umur manusia di dunia. Pada 2019, WHO menilai 90% populasi di dunia bernapas dengan udara yang tidak sehat.

Menghirup udara kotor dapat merusak bagian dalam organ tubuh. Tidak hanya paru-paru, tetapi juga otak hingga bayi dalam kandungan. Pada September 2019, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut polusi udara memengaruhi semua bagian tubuh manusia. Duduk perkara bisa dipahami di Polusi Udara Si Pembunuh Senyap dan Pemangkas Umur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lahir di Semarang, Oei Tiong Ham (1866-1924) menjadi raja gula sekaligus orang terkaya di Asia Tenggara. Koran De Locomotief pernah menulis bahwa ia adalah orang terkaya di kalangan pengusaha di Shanghai dan Australia.

Industri gula di Jawa pada akhir 1897 mampu memproduksi sebesar 605.000 ton atau yang terbanyak di dunia. Produksi gula melimpah ini dipasok dari 148 pabrik gula yang beroperasi di seluruh Jawa kala itu. Ulasan lengkap bisa dibaca di Oei Tiong Ham, Raja Gula asal Semarang Paling Tajir se-Asia Tenggara.

Kinerja ekspor Indonesia meningkat signifikan. Pendorong utamanya produk sawit. Neraca perdagangan Indonesia surplus selama 26 bulan berturut-turut. Walakin, tetap perlu kewaspadaan tinggi dan mitigasi resesi atau mitigasi krisis global.

Ketegangan yang menguat antara China dan Taiwan belakangan ini potensial mengacaukan kondisi geopolitik global apabila China meresponsnya dengan operasi militer. Kondisi di Asia akan sama dengan kondisi di Eropa saat Rusia menyerbu Ukraina ketika China mengerahkan militer untuk memperkuat posisi atas Taiwan. Data lengkap bisa dibaca di Perdagangan Surplus, Harus Tetap Waspada dan Siapkan Mitigasi Krisis.

Saat merintis usaha jualan air minum dalam kemasan pada 1973, Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw dianggap orang yang aneh. Cibiran datang karena ia menjual air minum yang jauh lebih mahal dari harga bensin kala itu.

Aqua, air minum dalam kemasan (AMDK) kali pertama menggebrak pasar dalam bentuk botol kaca 950 ml seharga Rp75 pada 1973. Harga sebotol Aqua itu hampir dua kali lipat dari harga bensin saat itu senilai Rp46/liter. Kisah lengkap tersaji di Kisah Sukses Tirto Utomo, Bos Air Minum Aqua Bermula dari Panen Cibiran.

Semua berita di atas bisa dibaca hingga tuntas di kanal Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya