SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI — Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menjangkit di beberapa daerah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada musim penghujan ini. DBD adalah salah satu penyakit berbahaya yang penularannya dengan perantara gigitan nyamuk Aedes Aegypty.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali Puji Astuti menjelaskan kasus yang ditemukan hingga saat ini sudah mencapai sembilan orang yang positif terjangkit DBD. Dia menjelaskan para penderita DBD tersebar di Kecamatan Juwangi, Kecamatan Mojosongo, Kecamatan Simo, Kecamatan Sambi, Kecamatan Banyudono, Kecamatan Teras dan Kecamatan Karanggede.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari seluruh kasus, terdapat satu kasus kematian yang berasal dari Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo. “Sampai saat ini yang betul-betul positif itu baru ditemukan sembilan, dari 17 kasus yang dilaporkan,” ungkap Puji di kantornya Senin (11/1/2022), seperti dikutip dari laman boyolali.go.id.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Sopir Minibus Diduga Ngantuk, Ini Kronologi Tabrakan Maut Tol Boyolali

Dia menjeleaskan sebagai langkah tindak lanjut penanganan kasus DBD agar tidak semakin mewabah, Puji mengatakan, Dinkes Kabupaten Boyolali akan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) untuk memastikan sumber penyakitnya.

“Bila di suatu wilayah terdapat kasus demam tanpa sebab, di radius 100 meter sekitar penemuan kasus akan dilakukan fogging [penyemprotan insektisida],” terang dia.

Daur Ulang Barang Bekas

Selanjutnya, Dinkes Kabupaten Boyolali akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menggalakkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Yakni, Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Baca juga: Tergiur Harga Promo, Warga Boyolali Ini Tertipu Saat Belanja Online

Kemudian plusnya terdiri dari memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, dan melakukan gotong royong membersihkan lingkungan.

“Selanjutnya memeriksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, menanam tanaman pengusir nyamuk,” beber Puji Astuti.

Baca juga: Harga Lentho dan Gorengan di Boyolali Naik Gegara Minyak Goreng Mahal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya