SOLOPOS.COM - Anggota Relawan Kebakkramat mengantar kepergian Almarhum Dwi Budi Santoso keperistirahatan terakhirnya di Dusun Waru, Desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Kelurahan Karanganyar, Senin (01/11/2021). (Solopos.com/Syifa Tri Hastuti)

Solopos.com KARANGANYAR — Anggota Relawan Kebakkramat, Karanganyar, Dwi Budi Santoso, akhirnya meninggal dunia pada Senin (1/11/2021). Ia sempat koma selama sembilan hari di RSUD Dr Moewardi, Solo, seusai mengalami kecelakaan pada 23 Oktober 2021 lali. Kecelakaan itu terjadi di jalan Solo-Sragen tepatnya di depan gapura Desa Kebak, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar.

Keterangan itu disampaikan Ketua Relawan Kebakkramat, Agus Samsudin, saat melayat ke rumah duka di Dusun Weru, Desa Waru, Kebakkramat, Karanganyar, Senin. Ia mengatakan korban mengalami koma setelah menabrak besi siku baja ringan. Agus mengaku belum mendapat kepastian dari kecelakan tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Awalnya ada dugaan tabrak lari. Namun setelah melihat TKP [tempat kejadian perkara], ditemukan 7 batang besi berukuran 6 meter dan ada saksi sekaligus korban yang menyatakan bahwa almarhum menabrak besi,” Agus.

Baca Juga: Pria Kebakkramat yang Coba Perkosa Siswi SMP Terancam 15 Tahun Penjara

Peristiwa nahas tersebut, menurut Agus, terjadi saat korban baru pulang kerja, yaitu sekitar pukul 00.30 WIB. Ia mengaku memperoleh informasi bahwa sesaat sebelum kejadian, ada dua orang bernama Wagimin dan Imam sedang membawa 7 batang besi siku baja ringan sepanjang 6 meter. Besi itu dipanggul kedua pria itu.

Keduanya hendak menyeberang jalan. Nahasnya, di saat yang sama muncul korban Dwi mengendarai sepeda motor. Diduga tak mengetahui ada Wagimn dan Imam menggotong besi, korban kaget dan menabrak besi tersebut. Korban Dwi terpental hingga 10 meter.

Sementara itu, Agus mengatakan ada saksi lain yang menyebut motor korban sempat menabrak pembatas jalan. Di saat itu ada truk dump lewat yang juga kebetulan membawa besi yang sama dengan yang dibawa Wagimin dan Imam.

Baca Juga: Trik ini Menyelamatkan Siswi SMP asal Sukoharjo dari Pemerkosaan

“Karena awalnya dipikir tabrak lari, maka tim dari Relawan Kebakkramat mencari truk tersebut. Lalu kita tanyai dan sudah mengantongi plat nomor dari truk tersebut, namun kami belum menemui titik terang,” kata Agus.

Siang harinya, kepolisian datang ke TKP sekaligus memeriksa saksi, bersama dengan pengambilan barang bukti berupa 7 buah besi sepanjang 6 meter.

“Sampai dengan saat ini, pihak kepolisian belum memberikan kabar perkembangan dari kasus tersebut. Padahal kita sudah meminta keterangan ke kepolisian dan hanya disuruh menunggu,” kata Agus.

Keluarga korban dan Relawan Kebakkramat berharap kasus meninggalnya Dwi Budi Santoso segera menemui titik terang dan diusut sampai tuntas apa penyebab sebenarnya.

Baca Juga: Gempa M 2,9 Dirasakan Warga Tawangmangu dan Sarangan

Semasa hidup, Dwi Budi Santoso dikenal sebagai pribadi yang baik dan tidak banyak bicara. “Pak Dwi itu pribadi yang baik. Almarhum juga pekerja keras. ketika ada kasus apa pasti selalu ikut terlibat membantu dan orangnya juga sopan. Pak Dwi memiliki kontribusi yang besar di Relawan Kebakkramat, jadi teman-teman sangat merasa kehilangan” kata Agus

Agus juga menjelaskan bahwa sebelum kejadian, Almarhum bersikap tidak seperti biasanya.

“Obrolan terakhir kami hanya canda tawa biasa, terus tiba-tiba ingin dipijat sama teman-teman lalu akhirnya dipijat. Pas akan pulang, biasanya almarhum akan pamitan dan pulang bersama teman-teman yang lain, tetapi waktu itu tiba-tiba sudah pulang aja,” jelas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya