SOLOPOS.COM - Para anggota senat STIT Madina Sragen duduk di depan saat menggelar Sidang Senat Terbuka saat mewisuda puluhan sarjana di Hotel Front One Sragen, Jumat (25/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 82 mahasiswa dari tiga program studi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Madina Sragen diwisuda di Hotel Front One Sragen, Jumat (25/3/2022). Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-2 STIT Madina Sragen tersebut dihadiri para pimpinan daerah, perguruan tinggi lainnya, dan stakeholders terkait.

Puluhan sarjana yang ikut wisuda itu berasal dari prodi S1 Manajemen Pendidikan Islam (MPI), S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua DPRD Sragen, Muslim, mengucapkan selamat kepada para wisudawan serta Yayasan STIT Madina Sragen yang menggelar sidang senat terbuka untuk mewisuda para sarjana.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Muslim menyampaikan para sarjana yang baru wisuda ini bisa menjadi apa saja. “Untuk bisa mencapai cita-cita atau jabatan yang diinginkan itu tergantung pada ikhtiar Anda. Kalau tidak berikhtiar maksimal maka cita-cita itu akan sulit diraih. Jadi jangan berhenti sampai diwisuda ini. Ingat siapa pun yang mau mencari ilmu akan diangkat derajatnya,” jelasnya.

Baca Juga: Keren! Sekolah di Bantul Ini Wisuda Ratusan Penghafal Al-Qur’an

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Sragen, Joko Suratno, menyampaikan Bupati Sragen yang berharap para sarjana setelah selesai diwisuda harus terus selalu menggunakan kemampuan yang dimiliki agar bermanfaat bagi orang lain.

“Persaingan di zaman sekarang menuntut orang memiliki kompetensi. Pengalaman menjadi bekal Anda untuk masuk ke dunia usaha atau dunia kerja. Pengalaman selama pembelajaran di kampus bisa dikembangkan saat terjun ke masyarakat. Kunci suksesnya bukan karena nilainya baik tetapi kejujuran dan karakter kuat sebagai generasi milenial. Modal ini menjadi penting untuk masuk ke dunia kerja,” jelasnya.

Dia menerangkan saat melewati masa wisuda ini jangan menjadi tujuan terakhir tetapi justru sebagai awalan yang akan menentukan masa depan. “Jangan berpuas diri walaupun sudah menyandang sarjana,” katanya.

Salah seorang wisudawan dari Prodi PGMI, Kamaludin, mengaku sebelum diwisuda sudah diterima bekerja sebagai guru di MI swasta yang ada di Nglorog. “Saya sudah mengajar di MI itu selama dua bulan ini,” katanya, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya