SOLOPOS.COM - Kondisi jalan Ngrampal-Gabus di perbatasan Desa Gabus dan Kedungupit, Sragen dalam kondisi baik setelah dibangun pada 2019 lalu. (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Pembangunan fisik, khususnya infrastruktur jalan menjadi program prioritas dari Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Wakil Bupati Dedy Endriyatno. Perbaikan jalan secara besar-besaran digenjot.

Tidak heran bila kondisi jalan di Sragen mengalami perubahan signifikan dalam empat tahun terakhir atau sejak awal pasangan Yuni-Dedy menjabat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan survei yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) pada 2016, panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik hanya 42% dari total 1.020 km.

Sisanya 40% jalan kondisinya rusak berat dan 18% jalan rusak sedang dan ringan. Pada 2020 ini, jalan dengan kondisi baik mencapai 82%. Jalan rusak berat tinggal 8%, sementara jalan dengan kondisi rusak sedang dan ringan ada 10%.

Tiga tahun lalu, kondisi jalan lintas utara Sragen sepanjang 30 km yang melintasi tujuh kecamatan yakni Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar dan Sambungmacan cukup memprihatinkan. Padahal, jalan itu menjadi jalur alternatif yang menghubungkan dua provinsi yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sejak 2017 hingga 2019, DPUPR Sragen telah menggelontorkan dana senilai Rp15,4 miliar untuk memperbaiki ruas jalan lintas utara, tepatnya dari Sumberlawang-Mondokan. Perinciannya, pembangunan jalan pada 2017 menelan Rp5,6 miliar, pada 2018 senilai Rp3,7 miliar dan pada 2019 senilai Rp6,1 miliar.

Jalan itu dibangun dengan konstruksi beton bertulang dengan lebar jalan 8-10 meter.
Pembangunan jalan lintas utara Sragen itu diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian warga sekitar.

Sejak jalan lintas utara Sragen diperbaiki, jalan itu makin ramai dilintasi kendaraan bermotor. Truk-truk tronton pembawa sembako dan aneka kebutuhan lain yang sebelumnya lewat jalur lain, kini bisa lewat jalan lintas utara karena perjalanan lebih lancar tanpa ada kepadatan lalu lintas.

Dalam suatu kesempatan, Bupati Yuni mengungkapkan pengalaman kurang mengenakkan saat jalan lintas utara Sragen masih dalam tahap perbaikan.

"Dulu ban mobil dinas bupati pernah bocor karena terkena kawat saat lewat jalan ini. Dulu jalan lintas utara Sragen ini memang sangat memprihatinkan, sekarang alhamdulillah kondisinya sudah baik. Lalu lintas makin ramai, ini yang mestinya ditangkap sebagai peluang usaha bagi warga sekitar," paparnya.

Pada 2019, Pemkab Sragen mengalokasikan anggaran senilai Rp12 miliar untuk perbaikan infrastruktur jalan. Sebanyak Rp5,7 miliar digunakan untuk membangun Jembatan Bejingan yang sudah rusak sejak 2016 lalu.

Beruntung, Pemkab Sragen mendapat kucuran dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp29,2 miliar dari APBN 2019. Bantuan DAK dari APBN 2019 digunakan untuk kegiatan peningkatan di lima ruas jalan yakni Bulu-Purwosuman, Nguwer-Cungul, Ngeluk-Asem Jajar, Pare-Kacangan dan Bontit-Kaliwedi

Selain dari DAK, Pemkab Sragen juga mendapat kucuran dana senilai Rp20,5 miliar dari  bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.

Dana tersebut digunakan untuk kegiatan peningkatan tiga ruas jalan yakni Gondang-Tunggul, Margorejo-Pilangrejo dan Manyarejo-Ngebung.

Pada 2020, DPUPR Sragen mengalokasikan anggaran senilai Rp6,8 miliar dari dana alokasi khusus (DAK) untuk memperbaiki jalan Sambi-Jambeyan-Sukorejo sepanjanag 5,7 km.

Jalan kabupaten yang sebelumnya cukup curam akan dibuat lebih landai supaya menghadirkan kenyamanan bagi pengguna jalan. Masih di 2020, Pemkab Sragen mengalokasikan anggaran senilai Rp920 juta dari APBD Perubahan 2020 untuk memperbaiki jalan yang ambles di jalur Bukuran-Krikilan, Kecamatan Kalijambe.

Tidak hanya di jalan Bukuran-Krikilan, DPUPR juga memperbaiki jalan penghubung Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dengan Museum Manusia Purba Klaster Dayu di Gondangrejo, Karanganyar, yang rusak sepanjang sekitar 500 meter dengan dana Rp800 juta dari APBD Perubahan 2020.

Pembangunan jalan itu mendukung pengembangan pariwisata di dua klaster itu tersebut.

"Pada 2021, anggaran kami terbatas sehingga kami prioritaskan untuk perawatan saja. Untuk mempertahankan kondisi jalan tetap baik di angka 82%, kami diberi anggaran Rp5,7 miliar," papar Kepala DPUPR Sragen, Marija, kepada Solopos.com, Kamis (8/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya