SOLOPOS.COM - Kasubdit Dana Desa Kementerian Keuangan, Jamiat Aries Calfat, memberikan sambutan pada acara Kepala Desa Masuk Kampus di UNS, Selasa (29/3/2022). (Solopos.com/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO–Sebanyak 80 kepala desa di empat kabupaten di wilayah Soloraya mengikuti pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan potensi desam dalam program Kepala Desa Masuk Kampus, Selasa (29/3/2022).

Baca Juga: Kades Dermawan Sidowayah Klaten, Beli Mobil Ambulans untuk Warganya

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan pemerintah desa dalam mengembangkan potensi desa dan pengelolaan keuangan desa.

Kegiatan Program Kades Masuk Desa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS) tersebut merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan dengan Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah UNS.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Asyiknya, Rektor dan Para Peneliti UNS Main Jaz Bareng

Kasubdit Dana Desa Kementerian Keuangan, Jamiat Aries Calfat, mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan prioritas di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Kegiatan itu menjadi upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas kepala desa dan aparat desa.

“Ini difokuskan pada bagaimana pembelajaran terhadap pemberdayaan potensi yanga ada di desa. Kalau kami lihat selama ini, desa itu banyak yang memiliki potensi-potensi yang sebenarnya bisa menambah pendapatan asli desa, tapi itu tidak tergali. Artinya ada potensi di desa yang belum dimanfaatkan. Kegiatan ini kami maksudkan agar kepala desa dan aparat bisa mengetahui potensi di desanya dan tahu mengembangkan potensi itu,” jelas dia, Selasa.

Selain menggali potensi desa, kegiatan juga dilakukan untuk memberikan edukasi tentang pengelolaan keuangan desa.

Baca Juga: Tim 57 KKN UNS Gelar Penyuluhan Kesehatan Reproduksi di Grobogan

Di tahun ini kegiatan Kepala Desa Masuk Kampus dikerjasamakan dengan tiga universitas. Salah satunya adalah UNS. “Selain itu ada Universitas Patimura dan Universitas Sriwijaya,” kata dia. Pelibatan kampus dalam kegiatan ini adalah karena universitas dinilai menjadi Gudang ilmu dalam kaitan pengembangan desa. Termasuk ilmu marketing dan pengembangan bisnis meski secara sederhana untuk desa.

“Kami menjembatani kebutuhan unntuk pengembangan desa dari sisi kepala dengan pihak kampus yang memiliki ilmu terkait menggali potensi desa. Secara praktis kepala desa tentu banyak memiliki pengalaman, tapi kampus bisa memberikan pengetahuan dari sisi lain untuk lebih mengembangkan lagi,” jelas dia.

Baca Juga: Seru! Dua Pasutri Berebut Kursi Kades di Pilkades Serentak Kudus

Untuk memilih universitas, pihaknya juga melakukan seleksi. Universitas yang dilibatkan adalah yang memiliki program yang berkaitan dengan pemberdayaan desa.

Ada tujuh narasumber dari UNS yang memberikan materi dalam acara tersebut. Masing-masing memberikan materi dengan tema berlainan. Salah satu pembicara, Okid Parama Astirin, menyampaikan paradigma pembangunan desa dari sudut pandang kampus, yakni bisa bersifat multi sektoral dan bersifat multi agen dan multi level.

“Bersifat multi sektoral berfokus tidak hanya pada pertanian, tapi mencakup industri pedesaan dan jasa, tidak hanya berfokus pada pedesaan tapi juga membangun hubungan desa-kota,” kata dia. Sedangkan pembangunan bersifat multi agen dan multi level melibatkan tidak hanya pemerintah nasional. Tapi juga pemerintah daerah dan daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, donor internasional, LSM dan komunitas pedesaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya