SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DEKLARASI SBABS--Perwakilan warga dari delapan desa di Boyolali menyerahkan surat deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS) kepada Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih di damping Bupati Boyolali, Seno Samodro. Peringatan 100% SBABS ini dipusatkan di Balai Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Rabu (14/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Boyolali (Solopos.com)–Sebanyak delapan desa di Kabupaten Boyolali mendeklarasikan diri dalam gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS) di Balai Desa Trayu, Banyudono, Rabu (14/9/2011).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Deklarasi ini disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih. Kedelapan desa tersebut adalah Desa Genting, Kembang Kuning, Suroteleng, Tarubatang, Ringin Larik, Candigatak, Kunti dan Trayu.

“Proses penyadaran masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan buang air besar (BAB) sembarangan menjadi di jamban tertutup tidaklah mudah. Dibutuhkan kesabaran dan ketekunan bagi pelaksanaan program ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal,” kata Menkes dalam sambutannya.

Dijelaskan, di Provinsi Jawa Tengah yang merupakan target desa program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tercatat 1.486 desa dan telah terintervensi program adalah 1.452 desa.

Ia menerangkan salah satu komponen dalam program ini adalah perubahan perilaku melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Kesehatan sejak tahun 2008. Tahun tersebut menjadikan STBM sebagai pintu masuk program pemberdayaan di bidang kesehatan.

“Dengan Community Led Total Sanitation (CLTS) menuju perubahan masyarakat dalam mengubah perilaku SBABS,” imbuhnya.  Tercatat, dari target (2012 <I>red<I>) 6-7 juta jiwa pemanfaatan sarana air bersih yang layak, telah mencapai 3,5 juta jiwa pemanfaatan sarana air minum dari target 2-3 juta jiwa pemanfaatan sarana sanitasi dasar yang dibangun secara swadaya.

Sementara itu, Bupati Boyolali, Seno Samodro mengatakan program Pamsimas di Boyolali sejak 2008 sudah ada sebanyak 52 desa. Menurutnya, ini merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah untuk penyediaan air minum, sanitasi dan meningkatkan perilaku higienis masyarakat.

“Mulai tahun ini Boyolali melaksanakan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) dalam upaya percepatan pencapaian target Millennium Developments Goals (MDGs),” paparnya.

Dijelaskan, delapan desa telah SBABS atau Open Defection Free (ODF). Sedangkan pada tahun mendatang sembilan desa yang mendekati ODF.

(rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya