SOLOPOS.COM - Iwan K Lukminto bersama Gibran Rakabuming Raka di Diamond Convention Center Solo, Rabu (18/11/2020) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Kondisi pandemi Covid-19 Indonesia sekitar delapan bulan terakhir telah membuat banyak pihak mengubah cara pandang dan pola hidup mereka, tidak terkecuali PT Sritex Sukoharjo.

Kalangan pengusaha seperti Sritex harus bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini agar mampu bertahan saat ekonomi lesu. Mereka yang tidak bisa berinovasi akan gagal mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Demikian penuturan Wakil Presiden Direktur PT Sritex, Iwan K Lukminto, saat menjadi pembicara Dialog Dunia Usaha: Solo Melompat, Apa dan Bagaimana Solo ke Depan, bersama cawali Solo Gibran Rakabuming Raka, Rabu (18/11/2020).

Pengundian Tabungan Bima: Warga Ngemplak Boyolali Dapat Mitsubishi Xpander dari Bank Jateng Cabang Solo

Acara yang berlangsung di Diamond Solo Convention Center tersebut dihadiri kalangan pengusaha Kota Bengawan. “Adanya pandemi ini mau tidak mau telah banyak mengubah cara berpikir, cara berbisnis, serta cara kerja kita. Mau tidak mau,” tutur Wakil Presiden Direktur PT Sritex Sukoharjo itu.

Iwan mencontohkan perubahan perilaku akibat pandemi Covid-19 seperti dengan pertemuan-pertemuan atau meeting virtual dan penjualan online. “Pengusaha didorong untuk berpikir inovatif demi kelangsungan bisnis,” urainya.

Inovasi dan berbagai terobosan juga dilakukan PT Sritex sejak terjadi pandemi Covid-19. Inovasi tersebut antara lain pada produk dan metode pemasaran. Dengan pendekatan itu PT Sritex berhasil menjaga kelangsungan usaha mereka.

Debat Publik Pilkada Sukoharjo Kembali Bergulir, 2 Paslon Siap Adu Gagasan dan Program

Masa-Masa Kritis

Bahkan sejauh ini PT Sritex Sukoharjo belum pernah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau merumahkan karyawan. Bentuk konkret inovasi yang PT Sritex yakni memproduksi masker kesehatan untuk kebutuhan masyarakat masa pandemi.

Bahkan produksi masker PT Sritex mencapai 1,5 juta keping saban harinya. “Pada saat itu, Maret, April, Mei [2020] adalah masa-masa kritis, kami betul-betul mengubah lini produksi kami, menjadi menjahit masker,” katanya.

Produksi masker itu atas kerja sama dengan Kemenkes dan BUMN. Hingga saat ini pun PT Sritex masih memproduksi masker sesuai permintaan berbagai pihak. Namun, Iwan mengakui produksinya saat ini tak sebesar awal-awal masa pandemi Covid-19 Indonesia.

Tambah 125 Orang Solo Positif Covid-19 Dalam 3 Hari, Razia Masker Digencarkan

Total masker yang sudah produksi PT Sritex Sukoharjo mencapai 60 juta keping hingga 70 juta keping. Selain memproduksi masker, PT Sritex juga memproduksi baju hazmat hingga dua juta potong. “Untuk demands masker sampai sekarang masih ada,” urainya.

Saat kondisi pandemi saat ini Iwan meyakini perekonomian Indonesia dan dunia segera kembali membaik. Ia melihat mulai ada recovery dalam bidang perekonomian beberapa waktu ini. Proses recovery ekonomi tersebut masih terus berjalan.

“Beberapa waktu selama pandemi Covid-19 ini kan orang-orang pada ngempet tidak belanja di luar, tidak jalan-jalan, tidak makan di luar. Setelah pandemi selesai nanti saya yakin ekonomi akan lebih baik lagi, bahkan bisa lebih dari sebelumnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya