SOLOPOS.COM - Kepala Pelaksana Harian BPBD Sragen Heru Wahyudi (kanan) bersama dua anggota Satgas BPBD Sragen melihat kondisi rumah warga yang tergenang air di Dukuh Wirun RT 019, Desa/Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Rabu (9/11/2016) malam. (JIBI/Solopos/BPBD Sragen)

Banjir Sragen, tiga rumah di Dukuh Wirun, Sidoharjo, tergenang banjir selama dua jam akibat luapan air Sungai Mungkung.

Solopos.com, SRAGEN — Tiga rumah di Dukuh Wirun RT 017 dan RT 019, Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, terendam banjir selama dua jam karena luapan air dari Sungai Mungkung, Rabu (9/11/2016) malam. Ketinggian air yang menggenangi tiga rumah itu sampai di atas mata kaki orang dewasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Heru Wahyudi, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (10/11/2016), mengatakan Dukuh Wirun yang terletak di bantaran Sungai Mungkung itu memang langganan banjir. Hujan deras yang berlangsung sejak pukul 17.00 WIB mengakibatkan anak Sungai Bengawan Solo itu meluap dan memasuki jalan-jalan kampung sejak pukul 18.30 WIB.

“Volume air terus bertambah karena di daerah hulu Sungai Mungkung juga hujan deras. Pada pukul 20.30 WIB, air memasuki tiga rumah warga, yakni rumah Sukiyem dan Maryo di RT 019 dan rumah milik Langkir di RT 017. Satgas BPBD terus memantau situasi dan memberi sosialisasi kepada warga agar waspada,” kata Heru.

Pada pukul 22.30 WIB air mulai surut dan tidak lagi masuk rumah. Dia menjelaskan lantai rumah warga itu tingginya sama dengan bahu jalan. Dia lega karena elevasi air di Bengawan Solo masih rendah sehingga air Sungai Mungkung cepat surut.

Kalau elevasi Bengawan Solo lebih tinggi, kata dia, air bisa naik seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Dalam peristiwa itu, Wakil Bupati (Wabup) Dedy Endriyatno sempat turun ke lokasi banjir untuk memantau kondisi warga.

Heru mengajak semua elemen masyarakat di daerah rawan banjir selalu waspada setiap saat. Saat hujan deras, Heru meminta warga di bantaran sungai mulai berbenah untuk antisipasi banjir.

Dia juga meminta warga dan tokoh masyarakat proaktif melaporkan ke BPBD setiap ada potensi banjir atau bencana lainnya.

“Iklim belakangan terhitung ekstrem. Saya merasa ini siklus 10 tahunan. Semua warga di bantaran sungai supaya waspada. Saya sudah mengumpulkan semua Kasi Trantib dari 20 kecamatan untuk siap siaga menghadapi bencana. Kami minta mereka semua proaktif untuk berkoordinasi dengan BPBD,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya