SOLOPOS.COM - Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suherman. (Solopos.com/Nimatul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali berusaha melakukan langkah preventif dan menyiapkan logistik untuk menghadapi kekeringan yang terjadi di Boyolali pada 2022 ini. Langkah tersebut adalah menganggarkan tangki air untuk bantuan ke daerah kekeringan dan pencarian sumur dalam.

Logistik tangki air saat kekeringan tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suherman, ketika berbincang dengan Solopos.com di ruangannya, Selasa (12/7/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami dari BPBD Boyolali menyiapkan armada dan air bersih. Kami menganggarkan sekitar 400 tangki air setiap tahunnya,” terang dia.

Ia juga mengungkapkan ada tujuh kecamatan yang rawan kekeringan selama musim kemarau, yaitu Kecamatan Musuk, Tamansari, Kemusu, Wonosegoro, Wonosamodro, Juwangi, dan Andong.

Herman mengatakan tujuh kecamatan tersebut rawan kekeringan karena berada di wilayah kering. Wilayah tersebut, beber dia, mengalami kekeringan saat musim kemarau dengan waktu yang berbeda-beda.

Baca Juga: Waspada! 7 Kecamatan di Boyolali Rawan Kekeringan, Ini Daftarnya

“Ada yang musim kemaraunya panjang, ada yang pendek. Tapi rata-rata puncak kemarau pada Agustus, September, dan Oktober,” terang dia.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan untuk mengatasi kekeringan pada musim kemarau panjang, BPBD Boyolali bekerja sama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dan komunitas yang ingin membantu mengirimkan tangki air.

Tak hanya mengirimkan logistik air, Herman mengatakan BPBD Boyolali juga melaksanakan langkah preventif dengan mencari titik-titik air di daerah kekeringan sejak 2021.

“Kami sudah melaksanakan survei untuk titik-titik air agar dapat dibuat sumur dalam,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksanaan Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Widodo Munir, menjelaskan terkait langkah pencarian sumur dalam. Ia mengungkapkan pencarian titik air menggunakan metode geolistrik.

Baca Juga: Mandiri Energi ala Warga Kanoman Boyolali dengan Manfaatkan Limbah Tahu

“Kami baru melakukan proses pencarian sumber air dengan geolistrik, baru kalau dapat sumber yang memadai maka tahun depan diusulkan pembuatan sumurnya,” kata dia.

Ia merencanakan mengecek sumber air di lingkungan BPBD Boyolali terlebih dahulu. Sumber air tersebut, kata dia, digunakan untuk menyuplai ruang Tempat Penampungan Akhir (TPA) pengungsian.

Widodo mengungkapkan rencana tersebut untuk berjaga-jaga apabila TPA pengungsian dibuka. “Selain itu ada satu lagi di Wonosamodro, di sana untuk melayani air di wilayah utara,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya