SOLOPOS.COM - Grup karawitan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo berlatih sebelum mengisi hiburan di pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono. Nantinya, disiapkan dua grup dari ISI Solo untuk tampil di Loji Gandrung dan Pura Mangkunegaran. (Solopos.com/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Grup Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menyiapkan sejumlah gending (lagu dari gamelan) untuk acara pernikahan Kaesang-Erina yang akan digelar di Solo, Minggu (11/12/2022). Gending tersebut memiliki makna khusus yang sesuai dengan pernikahan adat Jawa.

Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) ISI Solo, Guntur Sulistyono, kepada Solopos.com, Rabu (7/12/2022), menjelaskan gending tersebut akan dimainkan di Loji Gandrung sebagai lokasi ngunduh mantu pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terdapat tujuh gending yang khusus dimainkan di Loji Gandrung nantinya. Sedangkan di Pura Mangkunegaran, gending yang dibawakan lebih bersifat hiburan.

“Acara di Loji Gandrung akan dibuka dengan Ladrang Wilujeng yang menandakan acara telah dibuka. Dalam liriknya terdapat pesan untuk membuat acara lancar, tamu-tamu yang hadir bisa menikmati dan bagi yang punya hajat diberikan kelancaran dalam mengarungi bahtera kehidupan,” urai Guntur.

Ekspedisi Mudik 2024

Ada juga tembang Dhandhanggula yang sebenarnya berisi pembuka untuk acara pasrah tinampi ngunduh mantu pernikahan Kaesang-Erina. Namun gending itu dilantunkan menjadi tembang untuk mempersingkat waktu.

Baca Juga: Ngunduh Mantu Pernikahan Kaesang sesuai Tradisi Jawa, Tidak Wajib tapi Perlu

“Sebenarnya ada pidato untuk acara pasrah tinampi tetapi kami ganti dengan tembang Dhandhanggula untuk mempersingkat waktu. Karena kalau dibawakan menggunakan pidato terlalu lama apalagi di Loji Gandrung nanti acaranya singkat,” lanjut Guntur.

Disusul kemudian dengan Pangkur Kawedhar yang artinya medar sabda, menunjukkan bahwa pengantin itu sudah siap. Saat memasuki inti acara di Loji Gandrung, Grup Karawitan ISI Solo menyiapkan beberapa tembang mulai dari Gending Boyong Basuki, Kepawon Sukoasih dan Gending Sriwidodo.

Makna dalam tembang-tembang ini berbeda sesuai dengan runtutan acara. Gending Boyong Basuki memberikan tanda bahwa ini acara boyongan, yakni acara adat boyong manten.

Baca Juga: Nikahan Kaesang, Ruang Sakral di Mangkunegaran Solo Ini Tak Boleh Diakses Umum

Kemudian Kepawon Sukoasih, yang artinya kasih sayang tanpa putus dari orang tua bersamaan dengan sungkem dari anak kepada orang tua. Lalu ada Gending Sri Widodo, bersamaan dengan acara adat kobongan. “Widodo itu artinya lancar, jadi dihantarkan lancar semuanya dan memberikan berkat,” lanjut Guntur.

Sedangkan untuk penutupan acara ngunduh mantu pernikahan Kaesang-Erina di Loji Gandrung, Guntur yang juga pernah mengaransemen acara pernikahan Kaesang Ayu-Bobby Nasution, memilih Ladrang Tedhak Saking.

“Maknanya pengantin keluar dari pelaminan untuk menyambut tamu untuk pulang. Sebenarnya  gendingnya banyak pilihannya, kita memilih Tedhak Saking karena acara ini masih dilanjut di Pura Mangkunegaran,” tegas Guntur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya