SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah tatap muka. (Antara)

Solopos.com, SOLO — Satgas Penanganan Covid-19 Solo merilis total jumlah siswa dan guru yang terpapar Covid-19 di sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka atau PTM. Hingga Kamis (21/10/2021) tercatat ada 68 kasus dari klaster yang tersebar di lima SD dan tiga SMP.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan 68 kasus itu terdiri dari 62 siswa dan enam guru di lima SD dan tiga SMP. “Kami tengah mempelajari apakah temuan itu adalah klaster sekolah atau bukan. Kamis ini kami masih menguji swab acak di dua sekolah. Semoga hasilnya negatif,” kata Ning, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Balai Kota, Kamis sore.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Temuan 68 kasus itu bersumber dari pengambilan uji swab PCR acak di 29 sekolah penyelenggara PTM pertengahan Oktober lalu. Jumlah sekolah itu sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sebanyak 62 siswa yang terpapar Covid-19, 34 siswa di antaranya merupakan warga Solo.

Baca Juga: Klaster Covid-19 PTM Solo Meluas, Vaksinasi Anak Belum Jelas

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara 28 siswa lainnya warga luar Solo. Pada sisi lain, enam guru SD yang terkonfirmasi positif seluruhnya merupakan warga Solo. Ning menceritakan uji swab PCR di sekolah itu atas permintaan Kemenkes, termasuk jumlah sekolah yang disasar tes acak. Kemenkes meminta 29 sekolah disasar tes acak bulan ini.

Awal Persebaran

Perinciannya, 29 SD, delapan SMP, dan empat SMA. “Sekolah yang terpilih merupakan hasil rapat bersama Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama. Bulan depan, uji swab serupa bakal berlangsung menyasar 29 sekolah berbeda,” ujarnya.

Ning melanjutkan hasil uji swab PCR dari tracing di tiap sekolah menjadi dasar DKK memperkirakan awal persebaran. Kasus di sekolah bisa menjadi klaster apabila penularannya terjadi di sekolah atau temuan di sekolahnya banyak. “Tapi, kalau hanya ditemukan satu atau dua kasus di sekolah, bisa jadi penularannya di luar lingkungan sekolah,” jelasnya.

Baca Juga: Polresta Solo Tangani 17 Aduan Korban Pinjol Ilegal, Kebanyakan Diteror

Untuk sementara, sekolah yang terdapat siswa atau guru terkonfirmasi positif Covid-19 di Solo diminta tutup selama sebulan untuk evaluasi pelaksanaan protokol kesehatan. Selain itu, untuk memastikan agar pelaksanaan PTM setelah temuan kasus itu lebih aman.

Ia juga meminta orang tua dan guru bersabar karena keputusan digelarnya kembali PTM bisa berubah menyikapi kondisi yang ada. Ning memastikan seluruh siswa yang terpapar virus corona dalam kondisi tanpa gejala dan kesehatannya terus dipantau petugas Puskemas sesuai domisili.

Mitigasi Berhasil

“Uji swab acak ini menandakan bahwa mitigasi yang dilakukan berhasil menemukan kasus sehingga bisa menekan persebaran. Sekolah tidak perlu khawatir temuan kasus berdampak buruk. Justru, kita bisa menyusun strategi pelaksaan PTM yang terbaik,” ucapnya.

Baca Juga: Siap-Siap, Polisi Solo Akan Blusukan ke Sekolah-Sekolah, Ini Tujuannya!

Ning menyebut seluruh siswa SMP Kota Solo yang terpapar sudah mendapatkan vaksin Covid-19. Siswa SD yang usianya di atas 12 tahun juga sudah divaksin. “Mereka isolasi mandiri di rumah,” imbuhnya.

Terpisah, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyebut temuan kasus Covid-19 di sekolah tak menghentikan pelaksanaan PTM di sekolah lain. Tercatat ada delapan sekolah yang PTM-nya disetop sementara.

Mereka yakni SD Kristen Manahan, SDN Danukusuman, SDN Mangkubumen Kidul, SDN Semanggi Lor dan SD Al-Islam 2 Jamsaren, serta SMPN 4, SMPN 8, dan SMPIT Nur Hidayah. “Sekolah yang lain jalan terus, PTM jalan terus, kami bakal terus melakukan surveilans. Tenang saja kebanyakan ini yang positif juga OTG, sudah kita mitigasi, tenang saja, ” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya