SOLOPOS.COM - pilkada serentak. (JIBI/Solopos/Dok)

Pilkada Solo, dua tim pemenangan calon wali kota membantah menjadi dalang aksi teror di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO–Tim pemenangan F.X. Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo dan Anung Indro Susanto-M. Fajri (Afi) sama-sama membantah terlibat dalam aksi teror yang terjadi beberapa waktu terakhir. Dalam waktu hampir bersamaan, muncul peristiwa pelemparan batu terhadap mobil konsultan Afi dan teror SMS pada pemuka agama yang akan mengisi pengajian dan doa bersama pasangan Rudy-Purnomo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua tim pemenangan Rudy-Purnomo, Putut Gunawan, menyayangkan perusakan mobil konsultan Afi, Diki Candra, langsung dikaitkan dengan pilkada. Menurutnya, tidak ada petunjuk sahih yang benar-benar menguatkan argumen tersebut.  “Saya saja tidak tahu Diki Candra itu orangnya yang mana, apalagi kader di tingkat bawah. Kalau langsung dihubungkan dengan kita kan ngaco,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Selasa (1/12/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Putut menilai peristiwa pelemparan batu bisa saja disulut lantaran problem pribadi Diki atau polemik di internal pendukung Afi. Dia membandingkan kasus tersebut dengan teror yang diterima Ustazah Pipik Dian Irawati, figur yang rencananya mengisi pengajian dan doa bersama Rudy-Purnomo.

Putut mengatakan teror yang diterima Pipik jelas arah dan isi pesannya yakni menyinggung suku agama ras antargolongan (SARA).  “Janganlah melempar tuduhan-tuduhan yang bersifat sumir.”

Sementara itu, Ketua tim pemenangan Afi, Sugeng Riyanto, membantah timnya terlibat dalam upaya teror terhadap Pipik. Dia menegaskan tak ada arahan apapun bagi kader maupun sukarelawan Afi untuk melancarkan teror demikian.
“Kami bahkan baru tahu dari koran,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com.

Dia juga menampik argumen yang menyebut Diki Candra ada masalah lain di luar pilkada. Sugeng mengatakan konsultannya itu baru beberapa pekan terakhir tinggal di Solo sehingga mustahil ada problem pribadi dengan warga setempat.
“Tidak ada riwayat problem apapun. Pak Diki juga jarang keluar rumah. Tidak logis kalau mengatakan peristiwa kemarin tidak ada hubungannya dengan pilkada,” kata dia.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Solo, Sri Sumanta, menilai kejadian yang dialami konsultan Afi murni tindakan pidana. Dia meminta tak ada penggiringan opini negatif pada salah satu pasangan sebelum ada bukti hukum yang kuat.

“Di mobil yang dirusak tidak ada identitas apa pun terkait pasangan calon. Jadi kurang kuat jika langsung dihubungkan dengan pilkada,” ujarnya.

Terkait kasus Ustazah Pipik, dia meminta pihak yang dirugikan melapor jika sudah memunyai cukup bukti. Pihaknya siap memproses dugaan pelanggaran terkait pelaksanaan Pilkada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya