SOLOPOS.COM - Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Suhartono (kiri), menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pewakilan PKL di Kawasan Manahan, Solo, Minggu (8/8/2021). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 64 pedagang kaki lima atau PKL Kota Solo mendapatkan bantuan senilai Rp3,4 juta per orang dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Suhartono, menjelaskan bantuan PKL penerima bantuan itu tersebar di empat kelompok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Setiap kelompok ada 16 orang. Ini baru secara simbolis. Sepekan dua pekan ini kami akan proses. Bantuannya Rp3,4 juta per orang,” jelasnya mewakili Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Minggu (8/8/2021).

Baca Juga: Kirab Pusaka Malam 1 Sura Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran Solo Ditiadakan

Ia menjelaskan Kemnaker menyiapkan anggaran bantuan bagi 100.000 PKL termasuk di Solo. Kemnaker telah menyalurkan ke sejumlah daerah antara lain Mojokerto dan Jakarta Barat. “Masyarakat kecil sangat membutuhkan tetapi kami tetap mengharapkan pedagang kecil ini bisa terus berjalan,” ungkapnya.

Kepala Bidang PKL Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Training Hartanto, menjelaskan penerima bantuan itu dari dua paguyuban yang menempati Selter Manahan. Mereka masing-masing Paguyuban Gotong Royong dan Paguyuban Guyub Rukun.

Sedangkan dua kelompok lainnya merupakan PKL yang tidak menempati selter. Ketua Paguyuban Guyub Rukun Selter Manahan Sudarto, mengaku mendapatkan kabar kunjungan Menteri Ketenagakerjaan dari Disdag Kota Solo pada Sabtu (7/8/2021) malam.

Baca Juga: Antrean Plasma Konvalensen di PMI Solo Mulai Menurun

Semangat Berjualan

Sekitar 70 PKL Solo bersemangat berjualan pagi itu tapi harapan bertemu dan mendapatkan bantuan dari Menaker tidak terkabul. “Ada informasi kunjungan menteri dan memberikan bantuan. Saya teruskan kepada para anggota dan kami menyiapkan semua prokes [termasuk sarana cuci tangan],” katanya kepada Solopos.com.

Salah satu PKL di Jl Menteri Supeno, manahan, Solo, Budi Susanto, 39, yang sehari-hari berjualan es pisang hijau menggunakan gerobak mengaku mengalami masa sulit selama pandemi Covid-19. Ia baru membuka usaha lagi saat Ramadan 2021 setelah tutup sejak awal pagebluk.

Ekonomi yang mulai bergeliat harus redam lagi akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] Darurat. Kini Budi harus bersabar untuk mencukupi kebutuhan istri, satu anak balita, dan lima anak usia sekolah.

Baca Juga: Kejar 80% pada Agustus, Polresta Solo Target 4.000 Dosis Vaksin Sehari

Ia juga harus membawa uang kontrakan senilai Rp6 juta/tahun. “Sekarang ini rata-rata omzet Rp80.000 per hari. Omzet turun hampir 70 persen,” katanya.

Bapak enam anak itu kini tinggal di Kelurahan Sondakan, Laweyan. Selama ini keluarganya belum tersentuh bantuan dari pemerintah. Ia pernah ingin mencoba mengurus pengajuan bantuan tapi urung dilakukan karena ada kendala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya