SOLOPOS.COM - Peserta mengikuti pelatihan teknis pencarian dan pertolongan ketinggian di markas Basarnas Pos SAR Surakarta, Senin-Rabu (20-22/9/2021). (Istimewa-dok Basarnas Semarang)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 62 orang potensi SAR yang tergabung dalam 20 organisasi sukarelawan se-Soloraya mengikuti pelatihan teknis pencarian dan pertolongan di ketinggian selama tiga hari, Senin-Rabu (20-22/9/2021). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Markas Basarnas Pos SAR Surakarta.

Peserta pelatihan teknis mengikuti pelatihan di dalam dan luar ruangan. Komposisi materi di dalam ruangan 20% dan praktik di lapangan 80%. Kepala Seksi (Kasi) Sumber Daya Basarnas Semarang, Didit Arie Ristandy, menyampaikan Basarnas menerapkan standar protokol kesehatan selama pelatihan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Persiapan dimulai Minggu [19/9/2021]. Registrasi dan tes swab antigen terhadap seluruh peserta. Awalnya kami menetapkan kuota 60 orang, tetapi mendapatkan permohonan tambahan dua peserta sehingga menjadi 62 orang. Sebanyak 60 orang lelaki dan dua orang perempuan. Mereka dari 20 organisasi SAR kabupaten dan NGO [non-governmental organization] se-Soloraya,” kata Didit saat berbincang dengan Solopos.com di Markas Basarnas Pos SAR Surakarta, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Bupati Karanganyar Imbau Warga Taat Prokes & Doa Malam Selama Pandemi Covid-19

Dari 62 orang itu didominasi anggota SAR kabupaten dan sisanya dari NGO. Didit mencontohkan SAR Kabupaten Klaten mengirimkan tujuh orang. Mereka berasal dari tujuh organisasi SAR di Kabupaten Klaten. Peserta lainnya berasal dari NGO masing-masing satu orang.

“Pelatihan ini setiap tahun dan agenda rutin pelatihan potensi SAR. Tahun ini kami mendapat kuota empat kegiatan. Ini sudah terlaksana tiga kali. Maret di Wonosobo, lalu Semarang, ini di Karanganyar. Setelah ini rencana di Magelang dan Jepara. Kami menunggu persetujuan pimpinan,” tutur dia.

Didit menyebut pelatihan teknis untuk potensi SAR atau sukarelawan sangat penting. Setidaknya, kata dia, kompetensi yang diperoleh dari pelatihan teknis itu bisa menjadi bekal sukarelawan melaksanakan tugas kemanusiaan penanganan bencana alam maupun musibah lain.

latihan sar basarnas
Peserta mengikuti pelatihan teknis pencarian dan pertolongan ketinggian di markas Basarnas Pos SAR Surakarta, Senin-Rabu (20-22/9/2021). (Istimewa-dok Basarnas Semarang)

Ada empat kualifikasi yang harus dimiliki sukarelawan, seperti water rescue, pertolongan gunung-hutan, pertolongan dengan penanganan khusus, dan ketinggian. Pada setiap pelatihan, lanjut dia, peserta mendapatkan bekal pertolongan pertama.

Pertolongan Pertama pada Korban

Harapannya potensi SAR tidak hanya bisa mengevakuasi korban, tetapi juga memastikan kondisi dan memberikan pertolongan pertama pada korban.

“Sukarelawan memiliki kualifikasi tertentu sesuai bidang yang dilatih. Kali ini HART [high angle rescue techniques]. Setelah ini, mereka akan mendapatkan id card sebagai potensi SAR yang membidangi pelatihan [HART]. Itu keahlian mereka. Setiap kali hendak bergabung pada operasi SAR pasti ditanyakan kualifikasi masing-masing,” jelasnya.

Baca juga: Danrem Apresiasi Plosorejo Jadi Desa Tuntas Vaksin Covid-19, Kodim Karanganyar Bidik Desa Lain

Didit berharap semakin banyak potensi SAR di Jawa Tengah mengikuti program pelatihan teknis. Bagaimanapun juga, katanya, potensi SAR harus memiliki bekal sebelum terjun ke tempat kejadian perkara (TKP).

“Pelatihan ini harus. Sangat dibutuhkan saat musibah, bencana, kecelakaan di ketinggian, dan lain-lain. Teman-teman ini harus punya dasar karena tidak bisa langsung terjun tanpa ada keahlian. Semoga setelah pulang dari sini, [ilmu] bisa ditularkan kepada teman-teman,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya