SOLOPOS.COM - Droping air bersih di Dukuh Tugusari RT001/RW007 Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Selasa (2/8/2022). (Istimewa/Sri Maryanto).

Solopos.com, SUKOHARJO – Sekitar 60 Kepala Keluarga (KK) di Dukuh Tugusari, Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, mulai kekurangan air bersih karena debit sumur penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) mengecil.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Agustus ini akan menjadi puncak musim kemarau. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Sukoharjo Sri Maryanto mengatakan setidaknya satu RT di Desa Kamal sudah meminta bantuan air bersih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sudah ada droping air bersih, di Dukuh Tugusari RT 01 RW 07 Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Selasa (2/8/2022) kemarin,” kata Sri Maryanto, saat dihubungi, Rabu (3/8/2022).

Menurutnya, Pamsimas yang melayani dukuh tersebut saat ini sudah tidak mampu mencukupi untuk kebutuhan air warga, mengingat debit airnya yang mulai mengecil. Hingga akhirnya warga meminta bantuan droping air bersih.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kemarin kita drop dua tangki, per tangki 4.000 liter. Total 8.000 liter,” ungkapnya.

Baca juga: Memasuki Musim Kemarau, Enam Desa di Cilacap Dilanda Kekeringan

Maryanto menyebut warga di Dukuh Tugusari RT001/007 berjumlah 60 KK dengan jumlah jiwa sekitar 245 orang. Diperkirakan 8.000 liter air itu hanya mampi mencukupi kebutuhan tiga hari.

“Nanti tiga hari sekali kita droping, 8.000 liter air bersih,” jelasnya.

Belum lama ini, Sri Maryanto juga mengungkapkan bahwa ada tiga kecamatan rawan kekurangan air bersih saat kemarau di Sukoharjo, yakni Kecamatan Tawangsari, Bulu dan Weru.

“Untuk wilayah potensi kekeringan sudah kita petakan lewat kajian risiko bencana kekeringan,” katanya.

Tahun ini pihaknya telah mempersiapkan 200 tangki air bersih untuk antisipasi kebutuhan air bersih di wilayah potensi kekeringan itu. sementara droping air bersih sejak 2019 lalu mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Baca juga: Terkuak! BPBD Karanganyar Belum Punya Sumur Dalam Sendiri, Pasok Air Bersih Gimana?

“Droping air bersih dari 2019 – 2021 jumlah droping air ada penurunan. Pada 2019 sekitar 1450 an tangki air. Lalu, 2020, 2021 masing-masing sekitar 450 tangki air bersih,” ujarrnya.

Penurunan itu, kata Sri Maryanto, disebabkan kekeringan atau kekurangan air bersih di Sukoharjo sudah banyak yang teratasi.

Seperti di Dukuh Watulumbung, Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari. Di lokasi tersebut sudah dibangun sumur dalam.

“Setiap desa sudah ada Pamsimas, namun kalau musim kemaraunya panjang pasokan air tidak mencukupi kebutuhan air bersih warga,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Camat Bulu, Tri Budi Setiawan, menyebut jumlah total KK di wilayahnya sebanyak 12.954 dengan total jiwa 37.338.

Baca juga: DAMPAK KEKERINGAN : Tak Mampu Beli Solar, Warga Prambanan Tak Dapat Air

Sedangkan daerah yang kerap langganan kekurangan air bersih saat musim kemarau berada di Dukuh Tugusari RT 001/007, Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Sukoharjo. Tercatat di dukuh itu ada 55 KK dengan jumlah 225 jiwa.

Tri mengatakan belum ada sumur dalam yang dibangun di desanya. Mengingat secara geografis Desa Kamal terletak di lokasi pegunungan. Sehingga upaya pamsimas yang dilakukan juga belum optimal.

“Sumber airnya ada, tetapi debit airnya tidak besar. Sudah di cari di mana-mana memang susah. Sampai kedalaman berapa ratus tapi tetap tidak ada. Ya ada airnya, tapi hanya kecil sekali kalau kemarau” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya