SOLOPOS.COM - Eman Ali (kiri) terharu saat bertemu dengan Salma Ali (kanan) di Bandara Internasional San Francisco, Amerika Serikat (Daily Mail)

Gadis cilik asal Yaman ini bertemu dengan keluarganya yang tinggal di Amerika Serikat setelah enam tahun berpisah.

Solopos.com, SAN FRANCISCO – Kebijakan pembatasan imigran Donald Trump yang ditolak Mahkamah Agung Amerika Serikat membawa angin segar bagi banyak orang, salah satunya Eman Ali, gadis cilik berusia 12 tahun asal Yaman. Sebelumnya, ia bersama sang ayah, Ahmed, terjebak di Djibouti setelah Trump mengeluarkan kebijakan pembatasan imigran dari tujuh negara masuk ke Amerika Serikat.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Dikabarkan Nbcbayarea, Minggu (5/2/2017), suasana haru terjadi saat Eman Ali dan Ahmed sampai di Bandara Internasional San Francisco, Amerika Serikat. Pada pertemuan itu, Eman tampak tak kuasa menahan rasa rindu ketika bertemu saudaranya, Salma Ali.

Keduanya berpelukan dengan erat guna meluapkan rasa rindu setelah enam tahun tidak bertemu. Pertemuan Eman dengan keluarganya disaksikan oleh sejumlah orang yang menolak kebijakan Trump dan jurnalis media lokal Amerika Serikat.

Ahmed dan Eman sejak lama berencana menemui keluarga mereka yang telah menetap di Amerika Serikat. Sayangnya, keinginan mereka bertemu dengan sanak saudara pupus karena adanya kebijakan pembatasan imigran.

Pesawat yang mereka tumpangi terpaksa mendarat di Djibouti, awal pekan lalu. Kebijakan itu membuat mereka terpaksa menetap selama beberapa hari di Djibouti, sebuah tempat asing bagi keduanya.

Beruntung, pada Sabtu (4/2/2017), sore, keduanya bisa melanjutkan keinginan bertemu dengan sanak saudaranya bisa terwujud. Keduanya dijadwalkan melakukan perjalanan naik pesawat ke Istanbul, Turki, kemudian dilanjutkan ke San Francisco, Amerika Serikat.

Perjalanan itu berhasil dilakukan berkat bantuan Katy Lewis, pengacara keluarga mereka. Guna mewujudkan kliennya, Katy telah melakukan berbagai upaya hukum.

“Aku telah melakukan berbagai upaya agar pemerintah memberi izin kepada Ahmed dan Eman untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Namun, saat larangan Trump diterbitkan, usahaku menemui jalan buntu. Untungnya, beberapa hari kemudian kebijakan itu ditangguhkan, dan klienku bisa pergi dengan aman ke Ameika Serikat,” tutur Katy, seperti dikabarkan Slatest.

Kini, Ahmed berencana menetap di Amerika Serikat bersama keluarganya karena merasa kampung halamannya di Yaman sudah tidak aman. Ia mengaku ingin menjalani kehidupan baru di tempat yang dianggap aman. Ia bahkan berencana mengubah status kewarganegaraannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya