SOLOPOS.COM - Puluhan warga menari dalam pre-event Indonesia Menari 2019 di Car Free Day kawasan Ngarsopuro, Solo, pada Minggu (20/10/2019) pagi. (Istimewa/Panitia Indonesia Menari)

Solopos.com, SOLO -- Puluhan orang berkumpul di area Car Free Day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, kawasan Ngarsopuro, Solo, Minggu (20/10/2019) pagi. Dengan berbaris, mereka kemudian mulai bergerak menarikan tarian tradisional dan modern.

Aksi itu menarik perhatian para pengunjung CFD. Mereka menghentikan aktivitas sejenak guna menyaksikan aksi itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang diperoleh Solopos.com, aksi itu merupakan pre-event Indonesia Menari yang akan digelar 17 November mendatang.

Direktur Program indonesiakaya.com, Renitasari Adrian, saat dijumpai wartawan di sela-sela acara, menjelaskan Indonesia Menari telah dimulai sejak 2012 lalu dan akan diselenggarakan kembali.

Ada Wanita Cantik, Ini Pengakuan Mistis Sopir Bus Nyangkut di Gunung Tunggangan Wonogiri

Tahun ini, Indonesia Menari akan digelar di tujuh kota yakni Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Medan, Makassar, dan Palembang.

“Indonesia Menari bertujuan memopulerkan tari tradisi Indonesia pada generasi milenial dan untuk menumbuhkan kecintaan pada tarian. Penari berasal dari berbagai komunitas, sanggar tari, sekolah, dan komunitas pecinta tari,” ujarnya.

Ia menambahkan tarian yang ditampilkan diiringi enam lagu daerah seperti Angin Mamiri, Ondel-Ondel, Sik Sik Batu Manikam, Dek Sangke, Gundul-Gundul Pacul, dan Manuk Dadali.

Lagu itu ditata ulang oleh produser musik Jevin Julian agar lebih menarik. Sedangkan koreografer dipimpin Ufa Sofura, juri tari Indonesia Menuju Broadway.

Menurutnya, Kota Medan, Makassar, dan Palembang baru terlibat dalam Indonesia Menari pada tahun ini. Sebelumnya, ada anggapan pementasan tari itu lebih cocok apabila disebut Jawa Menari bukan Indonesia Menari.

Jelang Pelantikan Jokowi, Kedubes Amerika Keluarkan Peringatan

Karena itulah, Indonesia Menari merambah ke luar Jawa. Indonesia Menari kali ini memadukan konsep tradisional dan modern. Hal itu untuk lebih menarik generasi milenial agar mencintai tari di tengah perkembangan teknologi.

Ia menjelaskan Indonesia Menari tahun lalu diikuti 8.500 peserta. Dia meyakini tahun ini jumlah itu akan meningkat.

Kuota untuk Kota Solo sekitar 1.500-an penari, namun antusiasme masyarakat cukup tinggi sehingga tercatat ada 2.000-an penari yang akan ikut ambil bagian.

Salah seorang warga Kelurahan Pajang, Laweyan, Muhammad Aji, mengaku terhibur dengan penampilan puluhan penari di kawasan Ngarsopuro itu. Menurutnya, CFD akan lebih menarik apabila ada hiburan berupa kesenian tradisional.

Hal itu juga sebagai upaya melestarikan kebudayaan Indonesia, terlebih Solo sebagai kota budaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya