SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona. (Vecteezy)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sedikitnya 500 anak di Kabupaten Sukoharjo menjadi yatim, piatu dan yatim piatu selama pandemi Covid-19. Para anak ini ditinggal salah satu hingga kedua orangtua karena meninggal terpapar corona.

Kepala Dinas Pemberdayaan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sukoharjo, Proboningsih Dwi Danarti mengatakan jumlah data 500 anak menjadi yatim, piatu maupun yatim piatu terhitung sejak Corona mewabah di Sukoharjo pada 2020 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“500 anak usia dibawah 18 tahun ini ada yang ditinggal bapaknya, ibunya saja ataupun kedua orangtua karena mereka meninggal dunia terpapar corona,” kata Probo ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Pelaku Vandalisme di Kota Solo Diburu Polisi, Tapi Tak Akan Dihukum

Probo tak memungkiri pandemi Corona membuat banyak anak yang kehilangan orang tua. Dari 500 anak, 31 di antaranya bahkan menjadi anak yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal terpapar corona. Jumlah anak menjadi yatim, piatu dan yatim piatu di Sukoharjo semakin meningkat saat gelombang kedua pandemi Corona melanda pada periode Juni-Juli. Namun demikian Probo tak merinci data saat periode tersebut.

“Data 500 anak ini akumulasi selama pandemi 2020 sampai Juli 2021,” tuturnya.

Berbagai intervensi diberikan Pemkab Sukoharjo bagi anak-anak yang menjadi yatim piatu karena corona. Intervensi diberikan Pemkab dalam bentuk bantuan yang diberikan khusus kepada anak yatim piatu. Pemkab menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dalam menyalurkan bantuan tersebut.

“Yang menjadi fokus pemkab memang bantuan diberikan bagi anak yang menjadi yatim piatu. Totalnya ada 31 anak,” tuturnya.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan pendataan terkait anak yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal terpapar corona sudah selesai. Totalnya ada 31 anak mulai jenjang SD-SMA dari 12 kecamatan menjadi yatim piatu.

Baca juga: Biodata Muhammad Kace, Youtuber yang Ditangkap Polisi karena Penistaan Agama

Mereka semuanya akan mendapatkan bantuan secara bertahap. Bantuan yang diberikan sifatnya stimulan untuk pendidikan dan biaya hidup. Masing-masing menerima uang tunai Rp5 juta dan juga paket sembako.

“Bantuan bisa cepat cair dari Baznas karena kalau dari Pemda harus melalui proses penganggaran terlebih dahulu sehingga butuh waktu lama,” kata Etik.

Rencananya, 31 anak yatim piatu tersebut akan dimasukkan dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sehingga ke depan bisa mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun Kartu Indonesia Pintar (KIP). Pemkab akan mengusulkan ke Pusat agar mereka masuk antrean KIS dan KIP.

Baca juga: Masuk Jateng Wajib Vaksin, Polisi Intensifkan Lagi Penyekatan di Jalur Perbatasan

Bupati berharap pengajuan ke-31 anak yatim piatu tersebut dalam DTKS bisa disetujui pemerintah pusat. Dengan harapan, dalam jangka panjang 31 anak yatim piatu tersebut dapat mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Ketua Baznas Sukoharjo, Sardiyono menyampaikan, sejak Januari-Juni 2021 Baznas Sukoharjo sudah menyalurkan bantuan sekitar Rp1 miliar. Rata-rata bantuan tersebut diberikan terkait dampak pandemi corona. Bantuan disalurkan bermacam-macam seperti bantuan APD, hand sanitizer, paket sembako maupun bantuan biaya pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya