SOLOPOS.COM - Kegiatan workshop penulisan sejarah dan implementasi kurikulum merdeka oleh MGMP Sejarah SMA Boyolali, Kamis (11/8/2022). Kegiatan tersebut bertempat di SMAN 3 Boyolali. (Istimewa/MGMP Sejarah Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI–Sebanyak 50 orang guru sejarah SMA se-Boyolali mengikuti kegiatan workshop penulisan sejarah dan implementasi kurikulum merdeka pada Kamis (11/8/2022).

Kegiatan tersebut bertempat di SMAN 3 Boyolali dan menghadirkan narasumber yang berasal dari tim ahli penulisan sejarah dan fasilitator kurikulum merdeka dari Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMA Boyolali, Sodik, mengungkapkan latar belakang diadakannya workshop karena minat penulisan sejarah terutama untuk guru-guru SMA masih rendah.

“Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan untuk menulis sejarah sesuai dengan kaidah penulisan. Guru sejarah SMA sudah terbebani oleh tugas pokok di sekolah dengan segala regulasi yang ada sehingga menguras waktu untuk melaksanakan penelitian sejarah,” kata Sodik kepada Solopos.com via WhatsApp, Jumat (12/8/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Nadiem Makarim Apresiasi Pengguna Platform Teknologi Kemendikbudristek

Sodik menambahkan untuk meningkatkan karier guru melalui penelitian dalam rangka mendapatkan Penilaian Angka Kredit (PAK) lebih ditekankan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Di sisi lain, lanjut dia, para guru sedang sibuk belajar kurikulum merdeka yang masih banyak kendala.

Hal tersebut, menurut Sodik, menjadi masalah bagi para guru untuk membangkitkan minat dalam menulis sejarah di tengah-tengah kesibukan mempelajari kurikulum baru.

“Selain itu, kendala lain adalah masih minimnya kuantitas fasilitator di Boyolali,” kata dia.

Baca Juga: 58 SMP di Kota Solo Sudah Terapkan Kurikulum Merdeka, Ada Kendala?

Lebih lanjut, Sodik mengatakan tujuan dari kegiatan workshop adalah untuk meningkatkan kemampuan kemampuan guru dalam menulis sejarah sesuai dengan kaidah penulisan.

Selain itu, lanjut dia, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan karier guru melalui penelitian dalam rangka mendapatkan nilai angka kredit.

“Tujuannya juga untuk membangkitkan minat guru dalam menulis sejarah di tengah-tengah kesibukan mempelajari kurikulum baru dan menambah pemahaman bagi guru tentang penilaian pembelajaran pada kurikulum merdeka,” terang Sodik.

Sodik menceritakan pada bagian inti kegiatan, peserta diberikan pengetahuan tentang kaidah penulisan sejarah sampai pada publikasi jurnal. Kemudian, dilanjutkan dengan paparan tentang desain pembelajaran yang akomodatif termasuk penggunaan Youtube, serta pemaparan tentang nilai pada kurikulum merdeka.

Baca Juga: 19 SMP Sukoharjo Belum Terapkan Kurikulum Merdeka, Ini Penjelasannya

“Para peserta tidak hanya diberikan materi berupa teori, tapi juga diberikan kesempatan untuk tukar pikiran dan pengalaman selama menjalankan tugas profesinya,” tutur Sodik.

Sementara itu, salah satu peserta workshop asal SMAN 1 Ngemplak Boyolali, Tutik Mulyanti, dalam rilis yang diterima Solopos.com, mengatakan workshop penulisan sejarah tersebut sangat bermanfaat karena dapat menambah pemahaman tentang kaidah penulisan sejarah dan memberikan wawasan tentang penilaian pembelajaran pada kurikulum merdeka.

“Sesi yang menarik menurut saya adalah saat bertukar pikiran antarpeserta. Saya dapat tahu ternyata ada guru yang berperan aktif dalam pendidikan wawasan kebangsaan yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme. Itu merupakan bagian dari pendidikan sejarah nasional,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya