SOLOPOS.COM - (Istimewa/Pengelola Pasar Janglot)

Solopos.com, SRAGEN — Kebakaran Pasar Janglot Tangen merupakan kebakaran pasar tradisional kelima yang terjadi di Kabupaten Sragen sejak 10 tahun terakhir (2010).

Para pedagang dan pengelola pasar lainnya diimbau berhati-hati agar tidak terjadi musibah serupa. Empat kejadian kebakaran lainnya terjadi di tiga pasar dengan penyebabnya korsleting.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiga pasar itu terdiri atas Pasar Bunder dua kali kejadian pada Juli 2010 dan Desember 2018, Pasar Sragen Kota pada September 2010, dan Pasar Nglangon pada September 2019 lalu.

Kabid Penataan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen Tommy Isharyanto saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (27/9/2021), menyampaikan kasus kebakaran pasar tradisional yang diingatkan terjadi di Pasar Bunder dan Pasar Nglangon dengan penyebabnya korsleting.

Dengan kejadian itu, Tommy mengimbau kepada para pedagang supaya lebih hati-hati agar tidak terulang musibah di Pasar Janglot itu.

Kepala Pengelola Pasar Janglot Tangen, Jumali, mengatakan para pedagang korban kebakaran bersama 12 orang petugas sampah Disperindag membersihkan puing-puing dan sampah kebakaran los dan kios di Pasar Janglot.

Dia mengatakan dalam sehari bisa mengangkut sampah 5-6 truk dengan kapasitas hampir satu ton per truk.

“Pembersihan material kebakaran dilakukan sejak Minggu kemarin. Minggu sampai Senin siang ini sudah enam truk yang membawa sampah bekas kebakaran ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanggan.

Sekarang sampahnya masih banyak. Saya tidak bisa memprediksi bersih-bersih sampah itu sampai kapan,” ujarnya.
Sementara Ketua Kerukunan Pedagang Pasar Kota Sragen (KPPKS) Mario berupaya untuk mengantisipasi Pasar Kota Sragen agar tidak terjadi musibah seperti di Pasar Janglot.

Mario menyampaikan fasilitas antisipasi kebakaran di Pasar Kota terdiri atas hidran air dan alat pemadam api ringan (APAR). Dia menjelaskan dari tiga unit hidran air, hanya dua unit yang berfungsi dengan baik. Kemudian untuk 2-3 unit APAR yang ada, ujarnya, juga tidak berfungsi dengan baik.

“Kami sudah menyinggung antisipasi kebakaran pasar itu dalam pertemuan paguyuban. Kami, pedagang, hanya bisa berdoa karena selama ini kami sudah berjuang mati-matian agar Pasar Kota Sragen dibangun.

KPPKS dan Perkopas sampai detik ini terus berjuang dan belum ada realisasi sampai sekarang. Kami hanya bisa mengimbau kepada pedagang di pasar agar mengganti kabel yang belum standar dengan kabel berstandar dan seterusnya,” ujarnya.

Dia tak henti-hentinya meminta kepada pedagang sebelum meninggalkan pasar untuk mematikan kipas angin atau alat elektronik serta tabung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya