SOLOPOS.COM - Sejumlah intip goreng khas Sragen diproduksi di Dusun Sendangrejo, Desa Jati, Sumberlawang, Sragen. Foto diambil belum lama ini. (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Lebaran menjadi momentum yang tepat bagi para perantau untuk mudik ke kampung halaman. Selain untuk bersilaturahmi dengan orang tua atau saudara, warga bisa melampiaskan rasa kangen dengan sejumlah cemilan khas Sragen. Berikut Solopos.com sajikan sejumlah cemilan tradisional khas Sragen.

1. Intip Goreng

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu tempat produksi intip goreng khas Sragen berada di Dusun Sendangrejo, Desa Jati, Sumberlawang, Sragen. Sudah 20 tahun lamanya intip goreng menjadi ladang penghasilan warga setempat. Selama itu pula, para produsen intip goreng sudah tiga kali mengalami pergantian bahan bakar. Mulai dari penggunaan minyak tanah, arang, hingga elpiji.

Dalam sehari, ribuan intip bisa diproduksi di sini. Oleh tengkulak, intip itu dijual ke berbagai daerah seperti Solo, Boyolali, Purwodadi, Kudus, Demak, Pati, Semarang, Bandung hingga Jakarta. Bisa jadi, intip goreng yang biasa Anda nikmati di kota-kota di atas diproduki dari Sragen.

Baca Juga: Tampilan Boleh Standar, Nissan Altima Ini Tenaganya Tembus 2.000 HP

2. Emping Garut

Garut merupakan nama sejenis umbi yang berserat dengan kulit bersisik. Emping garut cukup banyak dibudidayakan warga di Kecamatan Gesi, Sukodono maupun Kedawung. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sempat memborong 10 bungkus emping garut khas Sragen dalam pameran UMKM se-Soloraya yang digelar di Klaten pada 2019 lalu. Emping garut juga banyak dijajakkan di pertokoan yang menjual jajanan khas Sragen.

“Dari sejumlah oleh-oleh khas Sragen, yang paling favorit itu emping garut. Pekan lalu ini kami memborong 70 kemasan emping garut, belum ada sepekan sudah habis. Sekarang yang tersisa hanya dalam bentuk tepung,” papar Sunti Meliana Putri, pengelola pusat oleh-oleh khas Sragen yang berlokasi di kawasan terminal lama saat ditemui Solopos.com di lokasi, Kamis (15/4/2021).

3. Balung Kethek

Balung kethek atau tulang kera merupakan salah satu cemilan khas Sragen. Cemilan ini banyak dibudidayakan di Kalijambe, Plupuh, Tanon dan lain-lain. Balung kethek terbuat dari singkong yang yang dipotong tidak beraturan. Balung kethek bercita rasa gurih, manis dan pedas. Jenis camilan ini juga banyak ditemukan di sejumlah toko oleh-oleh yang tersebar di Kabupaten Sragen.

4. Keripik Tempe Benguk

Salah satu sentra industri cemilan tempe benguk ini berada di Dusun Mloko, Jenar Sragen. Permukiman ini terletak di ujung timur bagian utara Kabupaten Sragen yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Ngawi.

Dalam satu bungkus daun jati terdapat delapan lapis keripik tempe benguk yang dipisahkan lembaran daun pisang. Selain dipasarkan sendiri ke warung-warung makan, keripik tempe benguk bikinan warga Mloko itu diambil oleh pengepul. Oleh pengepul, keripik tempe itu dijual ke sejumlah warung makan di Sragen dan dikirim ke luar kota seperti Banyuwangi, Malang dan Jogja.

5. Jenang

Jenang merupakan salah satu cemilan legendaris yang banyak digemari. Salah satu jenang asli Sragen yang punya banyak penggemar adalah Jenang Mbah Rajak. Jenang ini dibikin oleh anak dan cucu dari Mbah Rajak yang tinggal di Kampung Cantel Wetan, RT 03/RW 11, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen. Mbah Rajak sendiri sudah meninggal dunia dalam usia 94 tahun pada 2018.

Baca Juga: 2 Hari, 1.400 Pelaku UMKM di Klaten Mendaftar Bantuan Produktif

Jenang Mbah Rajak sudah populer di Bumi Sukowati sejak era 1970-an. Kudapan tradisional ini biasa dijajakkan di kompleks Pasar Kota Sragen. Dilihat dari fisiknya, jenang Mbah Rajak sama persis dengan jenang yang banyak ditemui di pasaran. Meski begitu, rasa dari jenang Mbah Rajak terasa khas di lidah. Bentuknya tidak terlalu lunak, namun juga tidak terlalu keras apalagi alot saat digigit.

Rasa manis dan aroma harumnya terasa pas. Meski tanpa bahan pengawet, jenang ini mampu bertahan hingga empat pekan. Makin lama disimpan, aroma jenang Mbah Rajak semakin harum. Aroma harum itu yang biasa diingat pencinta cemilan tradisional ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya