SOLOPOS.COM - Anak-anan bermain di taman Semanggi Kampung Harmoni yang berada kawasan bantaran sungai Bengawan Solo Semanggi, Solo, Rabu (2/9/2021). (Antara/Mohammad Ayudha)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menandatangani nota kesepakatan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF/Persero) tentang Dukungan Penanganan Permukiman Kumuh di Kota Solo di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota, Jumat (17/12/2021).

PT SMF bakal memberi bantuan pembangunan 47 unit rumah di Kampung Semanggi Harmoni. Kampung tersebut menjadi sasaran penataan setelah 192 unit hunian di atasnya dihancurkan untuk dibangun ulang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Utama PT SMF, Ananta Wiyogo berharap bantuan bisa memberikan efek sosial ekonomi yang lebih baik dan dapat membantu pemerintah dalam memulihkan ekonomi dan sosial. “Kerja sama ini sangat penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat Kota Solo dan membantu menyukseskan program Pemkot,” kata Ananta, dalam sambutannya.

Baca juga: Lagi Mangkal, 5 PSK Gilingan Dicokok Tim Sparta Polresta Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Kepada wartawan, Gibran menyebut dari 192 hunian yang ditata, sembilan di antaranya telah dibangun lewat program corporate social responsibility (CSR) PT PLN (Persero). Kemudian, 47 unit lainnya dari PT SMF, sehingga tersisa 136 unit yang rencananya bakal dihimpun dari CSR perusahaan lain.

“Semula sebanyak 136 unit itu kami masukkan Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) Kementerian PUPR, namun urung karena warganya tidak mampu mencicil meski cicilannya sangat ringan,” jelasnya.

Percontohan Nasional

Gibran mengaku salah satu perusahaan yang berjanji memberikan CSR untuk penataan hunian di Kampung Semanggi Harmoni adalah Shopee dan PT SMF. Keduanya concern pada penataan kawasan kumuh di Kota Bengawan. Terlebih, Solo menjadi salah satu kota percontohan nasional yang memiliki tata kelola penataan kawasan kumuh terbaik.

“Pembahasan dengan PT SMF ini agak lama, ya. Dari pertemuan berkali-kali sampai penandatanganan nota kesepahamannya butuh beberapa bulan,” tutur Gibran.

Baca juga: Hadapi Ancaman Persebaran Omicron, Pemkot Solo Siapkan Strategi Ini

Koordinator Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Solo, Cornelius Tri Cahyo, mengatakan 47 unit hunian tetap (huntap) itu mendesak untuk dibangun lantaran pembangunan prasarana umum (PSU), seperti jalan, kelistrikan, saluran drainase, dan sejenisnya sudah selesai.

Sementara seratusan lainnya berada di lokasi berbeda dan PSU-nya belum tersedia. Saat ini, puluhan keluarga itu tinggal di Risha (rumah instan sederhana sehat) yang berada di sebelah Rusunawa Semanggi.

“Hunian yang dibangun tipe 30 dengan struktur bangunan dua lantai. Sehingga, apabila mereka punya rezeki, bisa melanjutkan ke lantai dua. Biaya per hunian senilai Rp70an juta. Awal tahun depan, proyeknya dimulai. Targetnya, Juli sudah selesai. Kemudian sebelum Juli itu, harapannya kami sudah mendapatkan kepastian sumber pendanaan pembangunan 136 unit tersisa. Karena, pemerintah juga sudah menganggarkan pembangunan PSU untuk 136 unit hunian itu,” ungkap Cahyo.

Baca juga: Telan Rp50 Miliar, Sentra IKM Gilingan Solo Ditarget Kelar Setahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya