SOLOPOS.COM - Dua warga membantu menurunkan penyandang cacat dari kendaraan yang mengangkutnya di halaman Pendapa Setda Klaten, Rabu (3/10/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)


Dua warga membantu menurunkan penyandang cacat dari kendaraan yang mengangkutnya di halaman Pendapa Setda Klaten, Rabu (3/10/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Sebanyak 46 difabel atau penyandang cacat di Klaten, Boyolali, Gunungkidul dan Sleman mendapatkan bantuan kursi roda dari Karina KAS di Pendapa Setda Klaten, Rabu (3/10/2012).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penyaluran bantuan kursi roda tersebut terlaksana berkat kerjasama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Klaten dan Unit Celebral Palsy (UCP) Jogja.

Dari 46 difabel, 35 di antaranya merupakan warga Klaten. Umumnya mereka merupakan korban gempa bumi pada 2006 silam. Mereka mengalami cacat fisik setelah tertimpa reruntuhan bangunan rumah.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Sartiyasto, mengatakan jumlah difabel di Klaten tercatat lebih dari 6.000 jiwa. Dia mengakui hanya sebagian kecil dari difabel Klaten yang mendapatkan penanganan dari Pemkab Klaten. Dia mendukung langkah lembaga sosial atau perusahaan swasta untuk membantu meringankan beban kalangan penyandang cacat.

“Kami harus jujur, baru sebagian kecil yang tertangani. Keberadaan difabel membutuhkan uluran tangan tak hanya dari pemerintah tetapi juga masyarakat luas,” terang Sartiyasto.
 
Ketua Perkumpulan Spinal Cord Injury (SCI) Kabupaten Klaten, Supriyadi, mengatakan keberdaan kursi roda selama ini sangat membantu mobilitas penyandang cacat seperti dirinya. Namun begitu, keterbatasan suku cadang menjadi masalah tersendiri setelah mendapatkan bantuan kursi roda. Dia mengakui, kalangan difabel terpaksa membiarkan kursi roda rusak karena kesulitan mencari suku cadang.

“Kerusakan biasa terjadi pada roda depan yang berukuran kecil. Kami sudah berusaha mencari roda itu, tapi tak pernah ketemu. Sekarang ada satu kursi roda yang nganggur di rumah karena roda depan rusak,” ujar Supriyadi yang akrab di sapa Jepang ini.

Selain roda bagian depan, kerusakan juga kerap terjadi pada roda bagian belakang. Dia berharap Pemkab Klaten bisa membantu mencarikan solusi atas masalah sulitnya mencari suku cadang kursi roda bagi difabel ini. “Kalaupun akhirnya suku cadang itu ketemu di toko, biasanya akan dijual mahal. Bagi difabel yang kurang mampu, tentu berpikir panjang untuk membelinya,” papar Supriyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya