SOLOPOS.COM - Ilustrasi ODHA. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN – Empat warga Sragen meninggal karena AID terhitung sejak Januari hingga awal Mei 2020. Sementara itu selama 20 tahun terakhir, yakni 2000-2020, terdapat 136 warga yang meninggal dunia karena AIDS.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, dr. Hargiyanto, mengatakan terdapat 1.280 kasus human immunodeficiency virus (HIV)/AIDS di Bumi Sukowati sejak 2000. Perinciannya, 694 kasus HIV dan 586 kasus AIDS.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara sejak Januari-Maret 2020, terdapat 34 kasus HIV dan 15 kasus AIDS. Dalam dua tahun terakhir, jumlah temuan kasus acquired immuno deficiency syndrome (AIDS) lebih sedikit daripada temuan kasus HIV.

Pada 2019, terdapat temuan 169 kasus HIV dan 56 kasus AIDS di Sragen. Sementara pada 2018, terdapat temuan 162 kasus HIV dan 65 kasus AIDS.

“Kalau lebih banyak ditemukan kasus HIV daripada AIDS itu menunjukkan hal positif. Biasanya kasus HIV itu ditemukan saat screening sehingga masih bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi lebih dini. Kalau kasus AIDS biasanya ditemukan setelah orang itu jatuh sakit,” terang dr. Hargiyanto saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (5/5/2020).

Makin Ngehits, Ini Bayaran Mbah Minto Sekali Ngevlog

Kasus Kematian Terakhir

Kasus kematian orang dengan HIV/AIDS (ODHA) kali terakhir terjadi di Kecamatan Sidoharjo pada akhir April 2020. Pria berinisial AS, 37, itu menyusul istrinya, MR, yang lebih dulu meninggal dunia karena penyakit yang sama beberapa tahun lalu.

Meski sudah mendapatkan pendampingan dari kelompok dukungan sebaya, ayah dua anak itu mengembuskan napas terakhir karena kondisi kesehatannya kian memburuk.

Dilihat dari latar belakang pekerjaan, kalangan wiraswasta menempati peringkat tertinggi dengan 498 kasus HIV/AIDS di Sragen. Disusul kalangan ibu rumah tangga dengan 257 kasus, petani dengan 113 kasus, pekerja seks komersial (PSK) dengan 96 kasus dan anak-anak dengan 25 kasus.

“Faktor risiko tertinggi pertama masih heteroseksual. Untuk perinatal, jumlahnya 28 kasus, disusul faktor homoseksual,” ucap Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular DKK Sragen, Sumiyati.

Kisah Patah Hati Didi Kempot di Lagu Cidro

Pada tahun ini, Pemkab Sragen telah membangun rumah singgah bagi ODHA. Hingga kini, rumah singgah itu belum dipakai karena konsentrasi Pemkab Sragen masih terfokus pada penanggulangan dan pencegahan virus corona.

“Pembangunan rumah singgah ODHA itu mendukung program zero three point pada 2030 yakni tidak ada stigma buruk atau diskriminasi bagi ODHA, tidak ada tambahan kasus baru serta tidak ada kematian karena AIDS,” tambah dr. Hargiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya