SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Klithikan di Mojayan, Klaten, Kamis (28/12/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pedagang Pasar Klithikan Mojayan Klaten berharap pemerintah setempat berupaya meramaikan pasar tersebut.

Solopos.com, KLATEN — Jumat Wage itu masih melekat dalam ingatan Wagiman ketika pindahan ke Pasar Klithikan di Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, pada 2013 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pria berumur 55 tahun asal Desa/Kecamatan Kalikotes itu masuk rombongan pedagang klithikan yang pindah dari tempat jualan lama di kawasan Alun-alun Klaten tepatnya seberang Bioskop Rita (saat ini menjadi Hutan Kota Klaten) ke pasar baru di Kelurahan Mojayan.

Wagiman menempati kios berukuran sekitar 3 meter x 2,5 meter. Onderdil sepeda memenuhi dinding, langit-langit, serta lantai kios. Deretan sepeda bekas juga terparkir di dalam kios. (Baca: Pedagang Klithikan Alun-Alun Klaten Tolak Relokasi)

Kondisi Pasar Klithikan lengang ketika Solopos.com mendatangi pasar tersebut Kamis (28/12/2017) siang. Sebagian besar kios yang berjumlah total sekitar 30 unit itu tutup. Hanya sekitar enam kios yang buka.

Di bagian depan pasar, dua los tanpa pedagang dan hanya dihuni debu serta tiga meja. Los juga terdapat di bagian belakang pasar. Namun, di tempat tersebut juga hanya terdapat beberapa pedagang yang aktif berjualan.

Bagi Wagiman, suasana sepi sudah biasa terjadi di pasar tersebut sejak kali pertama ia menempati kios empat tahun silam. Hal itu juga dibenarkan pedagang lainnya, Kabul, yang membuka kios berselang satu kios dengan tempat Wagiman berjualan.

Wagiman mengatakan beberapa kios sudah ditempati pedagang. Namun, mereka memilih berjualan barang bekas di pasar lain dan menjadikan kios di Pasar Klithikan sebagai gudang. “Saya memilih bertahan di Pasar Klithikan. Tidak mau jualan mengikuti pasaran,” kata Wagiman.

Sepinya pasar membuat pendapatan Wagiman menurun. Saban hari ia hanya mampu mendapatkan penghasilan Rp30.000. Kondisi itu jauh berbeda ketika ia masih berjualan di kawasan alun-alun.

“Kalau dulu di alun-alun jam segini barang sudah ludes. Kalau di sini ya paling rata-rata sehari dapat Rp30.000,” katanya saat ditemui sekitar pukul 12.30 WIB.

Wagiman berharap ada upaya pemerintah untuk meramaikan Pasar Klithikan. Setidaknya, ada ketegasan agar para pedagang klithikan terpusat di pasar tersebut hingga mengundang warga berdatangan.

Pedagang lainya, Ripno, 50, mengatakan ada sekitar 10 pedagang yang selama ini aktif berjualan hampir setiap hari di Pasar Klithikan itu. Ia juga menyampaikan harapan ada perhatian pemerintah untuk meramaikan pasar tersebut.

“Ya harapannya bagaimana dari pemerintah agar di sini bisa maju. Mungkin bisa diberi pancingan dengan menggelar lomba burung sehingga banyak warga berdatangan ke pasar,” katanya.

Kepala Unit Pasar Wilayah I Klaten Tengah, Didik Sudiarto, menjelaskan selama ini sudah berupaya meramaikan Pasar Klithikan. Upaya itu dengan menggelar pertunjukan organ tunggal sekali sebulan.

“Memang selama ini yang sudah di sana merasa agak sepi kemudian mereka memilih berjualan di pasar lain. Karena memang untuk klithikan itu pembelinya ya orang-orang tertentu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya