SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com,WONOGIRI — Hujan yang mengguyur Wonogiri, khususnya di wilayah Kecamatan Paranggupito beberapa hari terakhir membawa berkah bagi masyarakat setempat. Sejumlah keluarga yang sempat kesulitan air pada musim kemarau kali ini terbantu dengan turunnya hujan itu.

Plt Camat Paranggupito, Warno, mengatakan pada musim kemarau tahun ini sejumlah warga Paranggupito sudah mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Bahkan, warga yang terdampak sudah mulai membeli air bersih dari tangki.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebelumnya itu kami sudah mulai mendapat laporan dari semua desa terkait warga yang kesulitan mendapatkan air. Laporan itu mulai masuk pada Juni 2021 lalu,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa (3/8/2021).

Baca juga: Tragis! Ayah dan Ibu Meninggal Dunia karena Corona, Bocah Klaten Mendadak Jadi Yatim Piatu

Berdasarkan laporan yang ia terima, dari delapan desa di Paranggupito ada ribuan keluarga yang sudah mulai terdampak. Dari 4.969 KK rumah yang ada di Paranggupito, jumlah KK rumah yang terdampak kekeringan mencapai 2.273 KK (45,74%).

Lha ini ndilalah [kebetulan] ada hujan deras selama empat hari siang dan malam. Sehingga masalah kebutuhan air bisa tertolong dengan adanya air hujan itu,” ungkap dia.

Warno mengatakan, setiap rumah di Paranggupito yang sering terdampak kekeringan mempunyai tampungan air hujan. Di setiap rumah ada talang yang difungsikan untuk menadah air hujan. Air dari talang kemudian dimasukkan ke penampungan bak air.

“Kalau hujan deras dan lama, bak penampungan air bisa penuh lagi. Alhamdulillah hujan deras empat hari ini membawa berkah warga Paranggupito. Bahkan warga yang membeli air tangki mulai berkurang,” ujar dia.

Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang, Penutupan Jalan di Solo Berlanjut! Ini Daftarnya

Lebih jauh, Warno menjelaskan pengangkatan air bersih yang dilakukan di sejumlah tempat seperti di Desa Gendayakan dan Banyu Towo memberikan dampak dalam mengatasi kekeringan di sana.

Sejumlah dusun di sekitar Gendayakan sudah mulai merasakan dampak dengan adanya pengangkatan air itu. Namun, pengangkatan air di Banyu Towo belum bisa dimaksimalkan fungsinya.

Atas kondisi itu, Pemerintah Desa Paranggupito melakukan pengeboran dengan sukarelawan dari Sukoharjo di sekitar Banyu Towo. Dalam pengerjaannya hanya berdasarkan spekulasi. Jika keluar airnya dibayar, jika tidak biayanya gratis.

“Setelah dibor sampai kedalaman 130 meter, akhirnya keluar airnya. Nanti peralatan untuk menaikkan airnya baru dicari. Kalau tidak mampu akan laporan Pemda. Dimungkinkan sumber itu masih sejalur dengan Banyu Towo,” kata Warno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya