SOLOPOS.COM - Tim gabungan melakukan tes swab antigen kepada pengunjung dan pedagang yang tidak memakai masker di area Pasar Baturetno, Jumat (7/5/2021). (Istimewa-Pengelola Pasar Baturetno)

Solopos.com, PEMALANG—Satgas Penanganan Covid-19 Pemalang kembali waspada pascamunculnya klaster Pasar Watukumpul. Sedikitnya 34 warga dinyatakan positif Covid-19 dan wajib lakukan karantina.

Mengutip Detik.com, Minggu (6/6/2021), sudah ada 34 kenaikan kasus dalam 3 hari. Mereka adalah warga satu RW, tapi RT-nya yang berdekatan. “Yang paling banyak di Dusun Jatisari, saya kira klaster pasar," kata Kepala Puskesmas Watukumpul, Muhammad Maezy.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurutnya, puluhan warga itu mengalami gejala yang mirip setelah pulang dari pasar di Desa Majalangu, Kecamatan Watukumpul. "Gejalanya sama. Mereka pulang dari pasar satu-dua hari, panas, pusing, greges-greges, dan hilang daya baunya," jelas Maezy.

Baca Juga : Desa Cawet di Pemalang, Nama Unik yang Bikin Orang Tergelitik

Satgas Covid-19 Kecamatan Watukumpul terus melakukan tracing, testing dan treatment. Sejak adanya klaster pasar Desa Majalangu ini, kegiatan pasar dihentikan. Satgas juga melakukan swab antigen di ruko-ruko sekitar pasar.

Sedangkan kondisi di Dusun Jatisari, tidak jauh dari pasar Desa Majalangu, dilakukan penutupan sementara akses jalan. Hal ini dilakukan agar warga yang tengah isolasi mandiri tidak keluar dari dusun dan mencegah orang luar masuk ke dusun setempat.

Untuk kebutuhan setiap harinya, warga setempat bergotong royong menyuplai kebutuhan puluhan warga. Camat Watukumpul, Umroni, menjelaskan penutupan jalan tersebut atas inisiatif warga sendiri dan pihak desa.

Baca Juga : Kasus Covid-19 di Pemalang Naik Pasca-Lebaran

"Sudah tiga hari ini [jalan ditutup]. Inisiatif warga sini sendiri dan pihak desa. Kalau yang di sini ada 20 warga yang terkonfirmasi, yang lain masih satu RW. Kebutuhan sehari-hari disediakan warga dan pihak desa dengan program Jogo Tonggo," kata Umroni saat meninjau jalan yang ditutup.

Namun demikian, Umroni enggan menyebut upaya warga dan pihak desa ini sebagai lockdown. "Bukan lockdown ya, ini isolasi mandiri yang diperketat saja. Dan itu atas inisiatif warga sendiri," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya