SOLOPOS.COM - Sejarawan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Suhartono Wiryopranoto, berbicara dalam seminar tentang Mangkunegaran di Fave Hotel Solo, Rabu (3/11/2021). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Sejarawan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Suhartono Wiryopranoto, menyebut sosok GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan GPH Bhre Cakrahutomo Wirasudjiwo sebagai alternatif utama pengganti Mangkunagoro IX yang wafat pada 13 Agustus 2021 lalu.

Pernyataan itu disampaikan Suhartono saat menjadi pembicara kunci Seminar Memetri Nilai-Nilai Mangkunegaran dalam Tantangan Masa Depan di Fave Hotel Solo, Rabu (3/11/2021). Seminar itu diselenggarakan Himpunan Pewaris Nilai-Nilai Mangkunegaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pernyataan Suhartono menanggapi fenomena munculnya tiga sosok yang disebut-sebut berpeluang memimpin Pura Mangkunegaran. Seperti diketahui selain Paundra dan Bhre ada sosok KRMH Roy Rahajasa Yamin, cucu sulung Mangkunagoro VIII dan cucu Mr Moh Yamin sahabat Bung Karno.

Ekspedisi Mudik 2024

Apalagi dalam sejarahnya, sosok penerus tampuk kepemimpinan di Pura Mangkunegaran tak mesti putra mahkota. “Ada lagi KRMH Roy Rahajasa Yamin. Ini alternatif ketiga. Tentu saja yang diutamakan yang satu dan dua itu dulu,” ujarnya mengenai sosok pengganti Mangkunagoro IX.

Baca Juga: HKMM Dukung Duet Paundra – Bhre Pimpin Pura Mangkunegaran Solo

Pendapat Suhartono mendasarkan kultur masyarakat Jawa yang patriarkis. Artinya, sosok yang selalu diminta sebagai pengganti kepemimpinan adalah keturunan laki-laki. Anak laki-laki itu yakni sosok yang lahir dari istri baik permaisuri atau bukan.

Bila ada dua anak laki-laki, menurut Suhartono, yang diutamakan merujuk kultur Jawa adalah yang usianya lebih tua. Tapi keputusan akhir berada di tangan para pemegang kendali kekuasaan di Pura Mangkunegaran, yakni para pemegang adat.

Nilai-Nilai Utama Mangkunegaran

“Dari kedua sosok itu yang senior ya Paundra. Iya ta, tapi sekarang masalahnya bagaimana kalau ada dua calon? Siapa yang menyelesaikan? Tentu saja istilahnya ya para pemegang kendali siapa ? Ya tentu saja para pemegang adat,” paparnya.

Baca Juga: Maju Mundur Larangan Anak Balita Masuk Mal dan Tempat Publik Solo

Suhartono mengatakan di satu sisi ada sosok Paundra yang berusia 42 tahun dan Bhre yang baru berusia 24 tahun. Ia berharap para pemegang adat memegang teguh nilai-nilai utama Pura Mangkunegaran agar tak terjadi perpecahan dalam penentuan sosok pengganti Mangkunagoro IX.

“Tentu saja jalan yang sangat baik tetap memegang teguh nilai-nilai yang utama, supaya praja Mangkunegaran tidak terjadi yang disebut dengan disintegrasi. Harus musyawarah, katakan lah majelis tinggi Pura Mangkunegaran,” katanya.

Musyawarah tersebut, menurut Suhartono, untuk mencapai mufakat sebagai solusi yang paling baik bagi Pura Mangkunegaran. Ia ingin Pura Mangkunegaran bisa mempertahankan nilai-nilai positif yang telah bertahan selama puluhan tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya