SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melewati proyek pembangunan Jalan Sugihan-Paluhombo sebagai penopang jalan lingkar timur, Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Rabu (10/11/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemkab Sukoharjo bakal membangun tiga jembatan di sepanjang jalur proyek jalan lingkar timur atau JLT pada 2022. Pemerintah telah mengajukan rekomendasi teknis ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) pada beberapa waktu lalu.

Hingga akhir 2021, masih ada delapan lahan dan bangunan milik masyarakat terdampak proyek pembangunan JLT yang belum dibebaskan. Proses pembebasan lahan dan bangunan milik masyarakat dilanjutkan pada 2022.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sembari membebaskan lahan dan bangunan milik masyarakat, pemerintah juga mengerjakan pembangunan konstruksi fisik tiga jembatan di lokasi pembangunan JLT. Lokasi pembangunan tiga jembatan terletak di wilayah Kecamatan Bendosari.

Pembangunan tiga jembatan bagian dari pengerjaan konstruksi awal pembangunan JLT Sukoharjo. Titik awal proyek pembangunan JLT Sukoharjo sepanjang sekitar 24 kilometer itu berada di simpang tiga Celep, Kecamatan Nguter.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: 300 Kg Makanan Kucing Dikirimkan Komunitas di Soloraya ke Lumajang

“Sebenarnya, pembangunan jembatan diproyeksikan pada 2021. Lantaran refocusing anggaran penanganan Covid-19 maka digeser pada 2022. Kami juga telah berkoordinasi dengan BBWSBS terkait rekomendasi teknis pembangunan jembatan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Tata Ruang DPUPR Sukoharjo, Burhan Surya Aji, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (17/12/2021).

Pematokan Lahan

Saat ini, pemerintah masih fokus merampungkan pematokan lahan milik masyarakat yang telah dibebaskan hingga akhir Desember 2021. Tim pembebasan lahan memasang kawat berduri guna mempertegas batas lahan proyek pembangunan JLT dengan lahan milik masyarakat.

Hal ini dilakukan lantaran pemerintah pusat belum memberi kepastian pengerjaan proyek pembangunan JLT. “Pembangunan proyek JLT membutuhkan anggaran ratusan miliar rupiah. Ini kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR]. Tugas kami sebatas pembebasan lahan dan bangunan milik masyarakat. Itu pun sudah menelan anggaran sekitar Rp120 miliar sejak 2020 lalu,” katanya.

Baca Juga: Omicron Mengintai, Warga Sukoharjo Diminta Kurangi Jalan-Jalan

Burhan menjelaskan proyek pembangunan JLT Sukoharjo berikut tiga jembatan itu bisa menopang perluasan kawasan industri Nguter pada masa mendatang. Optimalisasi investasi daerah difokuskan di kawasan industri Nguter yang telah diperluas ke wilayah Polokarto dan Bendosari.

Kawasan Industri Diperluas

Berbagai fasilitas dan akses infrastruktur bakal dibangun untuk menggeliatkan pertumbuhan ekonomi. Lahan kawasan industri Nguter diperluas dari 345 hektare menjadi 550 hektare. Kawasan industri itu mencakup lima desa yakni Pengkol, Kedungwinong, Gupit, Celep, dan Jangglengan.

“Truk peti kemas tak perlu lagi melewati Sukoharjo kota menuju dan dari pabrik. Mereka bakal melewati JLT yang jauh lebih lebar dibanding jalan arteri,” paparnya.

Baca Juga: Perpres Dana Desa 2022 Bikin Kades di Sukoharjo Khawatir, Kenapa?

Seorang warga Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Hasmoyo, berharap pembangunan proyek JLT bakal mengatasi ketimpangan pembangunan fisik Sukoharjo bagian utara dengan bagian selatan. Pesatnya pembangunan fisik di kawasan Solo Baru menjadi surga bagi para pelaku bisnis.

Kondisi sebaliknya terjadi di Sukoharjo bagian selatan seperti Nguter. Kendati kawasan industri Nguter mulai dikembangkan namun ketimpangan pembangunan antara wilayah utara dan selatan masih mencolok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya