SOLOPOS.COM - Ilustrasi uji swab. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN -- Sebanyak 25 orang yang berada di tempat evakuasi sementara warga lereng Gunung Merapi, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, mengikuti tes swab, Jumat (13/11/2020) pagi.

Selain pengungsi, tes swab diikuti sukarelawan yang saban hari berada di kantor desa sejak warga dari daerah rawan bahaya erupsi Merapi mengungsi ke kantor desa tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Swab test tadi pagi dilakukan petugas dari Dinkes Klaten dan Puskesmas Kemalang. Totalnya ada 25 orang terdiri dari pengungsi dan sukarelawan,” kata Bidan Desa Balerante, Farida, kepada Solopos.com, Jumat.

Positif Covid-19 Meledak Hingga 163 Orang Dalam 6 Hari, Boyolali Terjun Ke Zona Merah

Ekspedisi Mudik 2024

Terkait kondisi kesehatan pengungsi di tempat evakuasi Desa Balerante, Klaten, itu Farida mengatakan sebagian terutama warga lansia mengalami tekanan darah tinggi. Namun, kondisi itu sudah mereka alami sebelum mengungsi.

“Memang sejak awal di tempat evakuasi itu sudah hipertensi. Justru selama di tempat pengungsian ini rutin dicek kondisi kesehatan mereka. Sudah baik dan sudah terkontrol. Kalau sejauh ini relatif aman-aman saja kondisi kesehatan mereka. Kebanyakan memang keju kemeng dan tensi tinggi,” kata Farida.

Sebagai informasi, setelah status Merapi naik ke level siaga, beberapa waktu lalu, kelompok rentan seperti warga lansia, anak balita, anak-anak, dan ibu hamil dari daerah rawan bahaya Desa Balerante mengungsi ke kantor desa.

Pengrajin Ciu Bekonang Sukoharjo Tanggapi Pembahasan RUU Minol oleh DPR, Ini Kata Mereka

Bertambah Saban Hari

Gelombong warga yang mengungsi itu ke tempat evakuasi Balerante, Klaten, itu sudah berdatangan sejak Sabtu (7/11/2020) dan bertambah saban harinya. Pengungsi berasal dari daerah rawan bahaya Balerante yang tersebar tersebar di tiga dukuh yakni Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, serta Gondang.

Kaur Perencanaan Desa Balerante, Jainu, menjelaskan jumlah warga yang mengungsi ke kantor desa hingga Kamis (12/11/2020) pukul 19.00 WIB tercatat sebanyak 262 orang. Namun, tak semua warga dari daerah rawan bahaya tetap berada di tempat evakuasi sementara sepanjang hari.

Sebagian dari mereka memilih pulang ke rumah masing-masing saat pagi dan balik serta mulai bermalam di tempat evakuasi saat sore. Soal sekat tempat tidur antarpengungsi, Jainu menjelaskan pemerintah desa sudah menerima bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jateng, Jumat.

Pedagang Asal Mojo Solo Meninggal Positif Covid-19, Keluarga Sempat Ngeyel Tak Mau Tutup Toko

“Bantuan berupa uang dan dananya sudah ditransfer hari ini. Dari desa segera melakukan pengadaan barang dilanjutkan pemasangan,” kata Jainu.

Jainu memperkirakan dana itu cukup untuk membuat 30 bilik berukuran 2,5 meter x 2,5 meter dalam gedung yang bersebelahan dengan kantor desa.

“Bantuan dari provinsi memang belum bisa menjangkau seluruh tempat evakuasi. Lokasi di bawah [eks gedung SD] sudah mulai ditempati meski belum diberi sekat. Namun, tadi ada dari pihak ketiga yang datang dan bersedia membantu,” kata Jainu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya